JAKARTA – Laporan lingkungan terbaru dari Google menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca dari perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena Google mengembangkan Kecerdasan Buatan (AI).
Total emisi gas rumah kaca Google mengalami peningkatan hingga 48 persen sejak tahun 2019. Tahun lalu, Perusahaan itu juga menghasilkan 14,3 juta metrik ton polusi, setara dengan jumlah karbon dioksida yang dibuang 38 persen pembangkit listrik berbahan gas.
Dengan melonjak jumlah polusi yang dihasilkan perusahaan, Google semakin jauh dengan targetnya, yaitu mencapai emisi nol bersih di seluruh operasi pada tahun 2030. Google juga fokus dalam mengurangi setengah dari emisi gabungan Scope 1 dan 2.
Di dalam laporannya, Google menjelaskan bahwa lonjakan polusi ini berasal dari penggunaan energi di pusat data dan emisi rantai pasokan. Terlebih lagi, pusat data digunakan untuk melatih AI sehingga energi yang dikeluarkan bisa jauh lebih banyak.
Saat ini, Google sedang fokus dalam mengembangkan model AI seperti Gemini dan memasukkan berbagai fitur AI ke dalam produknya. Dengan meningkatnya adopsi AI, Google menyadari bahwa hal ini menjadi tantangan dalam mengurangi emisi karbon.
BACA JUGA:
"Seiring dengan upaya kami untuk lebih mengintegrasikan AI ke dalam produk kami, pengurangan emisi mungkin menjadi tantangan karena meningkatnya permintaan energi dari intensitas komputasi AI yang lebih tinggi," kata Google.
Untuk mengatasi masalah ini, Google akan berusaha menekan pengeluaran energi di model AI, pusat data, dan seluruh produksi perangkat kerasnya. Dalam beberapa tahun mendatang, Google berencana menggunakan energi bebas karbon.