JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan bahwa sektor industri menyumbang sebesar 34 persen terhadap total emisi gas rumah kaca.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi dalam Agenda Kick Off 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu, 18 Desember.
"Kami menyampaikan laporan bahwa (sektor industri) berkontribusi langsung sebesar 34 persen terhadap total emisi gas rumah kaca," ujarnya.
Perinciannya, industri pulp & kertas menyumbang sebesar 15,55 persen, industri semen 11,35 persen, industri tekstil sebanyak 4,92 persen, industri makanan dan minuman (mamin) 4,77 persen serta industri besi dan baja sebesar 4,66 persen.
Oleh sebab itu, Andi menilai bahwa sektor industri memiliki peran strategis dalam upaya mitigasi perubahan iklim melalui transformasi menuju industri hijau.
"Transformasi ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari industri manufaktur," kata dia.
Menurut Andi, industri yang beradaptasi dengan ekonomi rendah karbon akan memperoleh keunggulan kompetitif, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing produk lokal.
"Namun, transisi ini harus dilakukan secara adil dan inklusif, menyeimbangkan dekarbonisasi dengan kesejahteraan masyarakat," ucap Andi.
BACA JUGA:
Untuk memperkuat komitmen nasional dan mendorong kolaborasi lintas sektor, Kemenperin pun menyelenggarakan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS).
"Acara ini bertujuan mendukung adopsi teknologi ramah lingkungan, berbagi praktik terbaik keberlanjutan serta membangun ekosistem bisnis hijau melalui dukungan kebijakan dan pembiayaan," pungkasnya.
Adapun kebijakan industri hijau sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan mendukung ekonomi hijau melalui efisiensi sumber daya, transisi ke energi baru terbarukan (EBT), inovasi teknologi serta pengelolaan bahan kimia dan limbah.