Bagikan:

 

JAKARTA – GHGSat, perusahaan komersial pemantau gas rumah kaca, meluncurkan satelit pada Sabtu, 11 November lalu. Satelit pendeteksi emisi karbon dioksida ini diberi nama Vanguard.

Satelit ini dirancang khusus untuk mengamati emisi dari fasilitas tertentu seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan pabrik baja dari luar angkasa. Emisi yang diamati adalah karbon dioksida, tetapi berdasarkan jaringan metana.

Untuk mendapatkan data emisi, Vanguard akan membangun jaringan satelit yang telah mendeteksi gumpalan metana, salah satu gas rumah kaca yang tidak berwarna, tidak berbau, dan kasat mata.

Biasanya, gas metana sulit dideteksi dan bocor dari berbagai tempat seperti jaringan pipa, lokasi pengeboran, dan peternakan. Dari dasar pendeteksian metana ini, Vanguard diharapkan mampu memantau karbon dioksida.

Emisi karbon dioksida menyumbang 80 persen dari total gas rumah kaca di Amerika Serikat. Sejauh ini, penyumbang terbesar emisi karbon berasal dari industri besar seperti pembangkit listrik.

Dengan diluncurkannya Vanguard, data yang terkumpul akan membantu pemantauan dan pengukuran emisi karbon dioksida yang dilakukan banyak pihak demi menekan pengeluaran gas emisi.

“Sering kali apa yang kami temukan merupakan gabungan antara pengukuran dan perkiraan langsung. Oleh karena itu, pengukuran langsung seluruh fasilitas dari satelit akan bertindak sebagai validasi,” kata CEO GHGSat Stephane Germain, dikutip dari Reuters.

Rencananya, data dari satelit Vanguard akan dikumpulkan dan disimpan oleh GHGSat. Nantinya, data-data ini akan dijual kepada industri yang ingin mengetahui total emisi mereka, pemerintah, dan ilmuwan.