Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan komitmen Indonesia untuk ikut berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca global tidak akan pernah surut.

"Komitmen Indonesia untuk turut mengurangi emisi gas rumah kaca global tidak akan surut," kata Wapres dalam sambutannya pada acara peresmian Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran-Tiung Biru (JTB) dan Proyek Lapangan gas MDA dan MDH di Surabaya, Jawa Timur, Rabu 8 Februari dilansir Antara.

Menurut Wapres, Indonesia terus menempuh upaya-upaya nyata melalui pelaksanaan transisi energi dengan meningkatkan penggunaan energi rendah emisi dan energi terbarukan.

Dia mengatakan di tengah era transisi energi, peranan minyak dan gas bumi masih dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, serta menjaga ketahanan dan kemandirian energi, dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan sebelum energi baru terbarukan dikembangkan secara masif.

Dia menyampaikan sektor hulu migas masih berperan strategis baik bagi pendapatan negara maupun sebagai penggerak ekonomi nasional. Pada 2022, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42 persen terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam.

“Capaian PNBP migas bahkan tercatat Rp148,7 triliun melebihi target awal sebesar Rp139,1 triliun. Berbeda dengan persentase pemanfaatan minyak bumi dan batu bara sebagai energi yang menurun, pemanfaatan gas bumi justru kian meningkat. Gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara,” kata Wapres.

Menurut dia, hal itu menunjukkan peran vital gas bumi baik dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi Indonesia.

Oleh karena itu pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri seperti pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru dan Lapangan Gas MDA dan MBH, yang diresmikan hari ini.

Wapres mengatakan kedua lapangan gas itu akan memasok kebutuhan gas yang cukup besar di Pulau Jawa.

“Pemenuhan kebutuhan gas ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat di tingkat regional sekaligus nasional. Efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas pada PT PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur,” katanya.

Dia mengapresiasi keberhasilan pembangunan kedua proyek tersebut, yang mampu meningkatkan pasokan gas nasional sebesar 312 juta standar kaki kubik per hari, dan menyumbang penerimaan negara hingga Rp37,2 triliun selama proyek berjalan.

Dia meminta agar pengoperasian kedua proyek dilakukan secara baik dengan memperhatikan aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan, serta mengutamakan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Adapun untuk membuktikan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca global, Wapres mengatakan Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi Indonesia dari 29 persen menjadi 31,8 persen pada tahun 2030 dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen menjadi 43,20 persen dengan dukungan internasional, serta target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Wapres juga berpesan agar pelaku usaha menggunakan teknologi rendah karbon dalam industri migas.

Dia meminta SKK migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menggunakan teknologi rendah emisi dalam kegiatan operasinya sehingga dapat ikut berkontribusi dalam pencapaian target net zero emission.