JAKARTA - Ditjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Jurianto mengakui keberadaan hutan di Bengkulu memiliki pengaruh besar dalam penurunan emisi gas.
Provinsi Bengkulu ikut dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Pasalnya di sana, punya 44 persen kawasan hutan yang memiliki pengaruh besar terhadap penurunan emisi gas. Pemerintah menargetkan pada 2030 angka emisi gas rumah kaca mencapai 0 persen.
"Kita akan melihat, khususnya sektor kehutanan, bagaimana mempercepat penyelesaian tata ruang karena akan berdampak pada upaya kita mengurangi emisi gas rumah kaca. Sudah ada perhitungan targetnya, sudah detail, termasuk di Provinsi Bengkulu," kata Agus di Kota Bengkulu, Kamis 9 Februari dilansir Antara.
Dengan potensi hutan tersebut, Bengkulu memiliki peranan vital dalam program sub nasional Indonesia's Forestry and Others Land Use atau Folu Met Sink yang fokus dalam menurunkan gas emisi menjadi nol persen.
Menurut dia, Bengkulu ikut membantu dalam menurunkan emisi gas, yaitu dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain.
Sebab, Provinsi Bengkulu memiliki tata ruang hutan yang baik, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan bahwa Provinsi Bengkulu merupakan inisiator pengurangan emisi gas rumah kaca, sehingga dapat dipastikan Bengkulu siap untuk berkontribusi dalam pencapaian target tahun 2030 bebas emisi gas rumah kaca.
"Kita ingin mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial dengan adanya hutan di Bengkulu. Kemudian, terciptanya lingkungan yang aman, nyaman dan sehat untuk masyarakat," ucapnya.
Dalam upaya pengurangan emisi tersebut, dapat memberikan manfaat sosial kepada masyarakat sebab dapat tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat.