Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan strategi penanganan sampah di Indonesia dilakukan secara berkelanjutan melalui ekosistem ekonomi sirkular.

"Pendekatan kolaborasi ditempuh untuk mencapai target penurunan emisi dari sektor sampah dalam kerangka program zero waste zero emission," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati dilansir ANTARA, Sabtu, 17 Juni. 

Vivien menjelaskan pembangunan ekosistem ekonomi sirkular penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong kesejahteraan ekonomi dan sosial. 

Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, swasta, dan komunitas bertujuan untuk membentuk rantai nilai pengelolaan sampah.

"Masing-masing pihak mempunyai peran dalam suatu proses yang berputar yang pada akhirnya berkontribusi pada pengurangan sampah nasional dan pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca," ujarnya.

 KLHK mencatat Indonesia berhasil mengurangi timbulan sampah sebanyak 17,34 persen atau setara 12 juta ton dari total timbulan sampah mencapai 69,2 juta ton pada tahun 2022.

KLHK telah mencanangkan program bertajuk Indonesia Bersih 2025 yang berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.

Melalui program itu, KLHK menargetkan Indonesia dapat menangani 70 persen sampah dan mengurangi 30 persen sisanya melalui strategi dari hulu ke hilir. 

"Dengan penguatan rantai nilai oleh para pihak, kami optimistis dapat bersama-sama menjawab tantangan dan solusi untuk mengatasi persoalan sampah Indonesia," kata Vivien.