Bagikan:

JAKARTA – Yahsat, operator satelit yang didirikan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), memilih SpaceX sebagai peluncur dua satelit geostasioner terbarunya. Dua satelit tersebut adalah Al Yah 4 (AY4) dan Al Yah 5 (AY5).

Masing-masing satelit ini akan diluncurkan pada tahun 2027 dan 2028 menggunakan roket Falcon 9. Harapannya, AY4 dan AY5 akan menggantikan satelit Yahsat yang lebih tua, yaitu AY1 dan AY2. Kedua satelit itu diluncurkan pada tahun 2011 dan 2012.

CEO Group Yahsat Ali Al Hashemi mengatakan bahwa mereka tak hanya menjalin kontrak dengan SpaceX, tetapi juga Airbus sebagai perancang desain dari AY4 dan AY5. Dengan memilih dua perusahaan ini, Yahsat yakin bahwa proyek satelitnya akan berjalan dengan baik.

"Melalui penyelesaian kontrak peluncuran yang sukses dengan SpaceX dan kontrak desain dan manufaktur yang baru-baru ini diumumkan dengan Airbus, Yahsat berada di posisi yang tepat untuk mengejar kontrak akhir dengan Pemerintah UEA," kata Ali.

Yahsat tidak menjelaskan alasan mereka memilih SpaceX, perusahaan berbasis di California, untuk meluncurkan AY4 dan AY5. Sepertinya, Yahsat sengaja memilih SpaceX, khususnya Falcon 9, karena roket tersebut telah teruji penerbangannya.

AY4 dan AY5 merupakan bagian dari program besar yang diberikan pemerintah pada September tahun lalu. Dengan kesepakatan sebesar 5,1 miliar dolar AS (Rp83 triliun), Yahsat akan menyediakan komunikasi satelit dan layanan terkelola selama 17 tahun.

Dari dana yang disepakati, pemerintah UEA baru memberikan biaya di muka sebesar 1,1 miliar dolar AS (Rp18 triliun). Dana ini akan digunakan Yahsat untuk mengembangkan satelit, infrastruktur segmen darat, peluncuran satelit, dan asuransi peluncurannya.