Bagikan:

JAKARTA - SpaceX, perusahaan peluncuran roket komersial milik Elon Musk, memberikan respon negatif terkait laporan Badan Penerbangan Federal (FAA) mengenai bahaya puing-puing luar angkasa.

Dalam laporan tersebut, puing-puing di luar angkasa, tepatnya di orbit rendah bumi (LEO), dikatakan akan jatuh pada tahun 2035. FAA menambahkan bahwa puing yang jatuh ini bisa membunuh seseorang setiap dua tahun.

Starlink, satelit yang SpaceX luncurkan, menjadi mayoritas dari kasus puing-puing luar angkasa ini. Dengan 5.000 satelit yang sudah berada di LEO, SpaceX memegang lebih dari 85 persen risiko jatuhnya puing-puing di masa depan.

Dengan adanya laporan ini, pihak SpaceX merasa keberatan. Dikutip dari Spacenews, Insinyur SpaceX David Goldstein mengatakan bahwa laporan FAA menggunakan analisis yang sangat cacat. Laporan ini pun dituding menggunakan asumsi, dugaan, dan penelitian yang ketinggalan zaman.

Goldstein menyatakan bahwa seluruh satelit SpaceX dirancang untuk mati total selama masuk kembali ke atmosfer saat satelit itu sudah seharusnya dibuang. Ia menekankan bahwa SpaceX selalu memeriksa hal itu dan ada data konkretnya.

Perwakilan SpaceX ini meyakini bahwa FAA melakukan analisis dengan hasil penelitian NASA selama 23 tahun mengenai satelit Iridium. Goldstein mengatakan laporan itu tidak berlaku pada Starlink karena bahan hingga konstruksinya jelas berbeda.

Sementara itu, analisis FAA menjelaskan bahwa 28.000 puing berbahaya dari satelit dan roket mati secara perlahan masuk kembali ke bumi. Melihat pada rancangan konstelasi besar di berbagai perusahaan antariksa, puing-puing ini ditakutkan jatuh dan memakan korban.

Mereka memperkirakan sekitar 28.000 orang, dengan masing-masing satu orang setiap dua tahun, akan terluka atau terbunuh karena puing-puing yang masuk kembali ke atmosfer bumi.