JAKARTA - Netflix mengumumkan pada Senin 9 Oktober bahwa mereka akan menghentikan rencana langganan gratis di Kenya yang telah memungkinkan pengguna mengakses seperempat dari acara dan filmnya selama dua tahun terakhir tanpa membayar.
Mereka tidak mengungkapkan berapa banyak pelanggan yang telah ditambahkan sebagai hasil dari skema ini, yang dirancang untuk membantu merekrut pengguna berbayar baru.
"Kami pasti telah banyak belajar dari uji coba ini," kata seorang juru bicara Netflix kepada Reuters tanpa memberikan rincian. "Kami akan terus menawarkan berbagai rencana lain."
Netflix saat ini sedang mengenalkan rencana yang didukung oleh iklan, menawarkan langganan bulanan seharga 4,99 poundsterling (Rp91 ribu), tetapi juru bicara tidak memberikan komentar tentang ketersediaannya di Kenya.
BACA JUGA:
Meskipun negara ekonomi berpendapatan menengah rendah seperti Kenya menawarkan peluang besar bagi layanan streaming untuk pertumbuhan pelanggan, mereka juga menghadapi tantangan ketika daya beli menurun akibat inflasi, kata para eksekutif industri.
Di bawah langganan gratis yang akan berakhir pada 1 November, pemirsa dapat menonton acara yang diproduksi di Barat seperti "Money Heist" dan "Bridgerton," serta yang diproduksi di Afrika seperti "Blood & Water."
Netflix telah memproduksi lebih banyak konten asli dari berbagai negara di Afrika sebagai bagian dari strateginya untuk menarik pelanggan baru di benua tersebut. Mereka juga telah menggunakan kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi lokal untuk menyederhanakan pembayaran.