Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan antariksa SpaceX gagal meluncurkan satelit Starlink ke Orbit Rendah Bumi (LEO) pada Jumat, 12 Juli lalu. Kegagalan ini akan menghambat peluncuran Starlink karena roket Falcon 9 harus diselidiki.

Badan Penerbangan Federal (FAA) AS memberikan perintah penyelidikan atas kegagalan Falcon 9 dalam meluncurkan 20 Starlink. Perusahaan milik Elon Musk itu harus mencari tahu penyebab munculnya anomali di tahap kedua roket tersebut.

Selama menyelidiki penyebab anomali Falcon 9, SpaceX akan dipantau oleh FAA. Lembaga negara AS itu mengatakan bahwa mereka, "akan terlibat dalam setiap langkah proses investigasi dan harus menyetujui laporan akhir SpaceX, termasuk tindakan perbaikan apa pun."

Di halaman pembaruan kasus, FAA menegaskan bahwa investigasi kecelakaan ini sangat penting. Penyelidikan yang dilakukan oleh SpaceX akan meningkatkan keselamatan publik dan menentukan tindakan perbaikan untuk mencegah hal yang sama terulang kembali.

Falcon 9 tidak bisa digunakan jika SpaceX belum menyelesaikan proses investigasi. Roket ini juga tidak bisa digunakan untuk meluncurkan satelit apa pun, termasuk Starlink, jika FAA belum memberikan keputusan mengenai penerbangan roket tersebut.

"SpaceX mungkin perlu meminta dan menerima persetujuan dari FAA untuk mengubah lisensinya yang mencakup tindakan perbaikan apa pun dan memenuhi semua persyaratan perizinan lainnya," jelas FAA.

Sementara itu, SpaceX mengatakan bahwa mereka akan menjalani investigasi ini hingga selesai. Mereka akan menentukan penyebab dari kegagalan tahap atas Falcon 9 dan mengambil tindakan korektif dengan cepat agar roketnya bisa terbang dalam waktu dekat.

"Dengan kemampuan produksi satelit dan roket yang tangguh, serta irama peluncuran yang tinggi, kami siap untuk pulih dengan cepat dan melanjutkan langkah kami sebagai penyedia layanan peluncuran paling aktif di dunia," kata SpaceX.