Bagikan:

JAKARTA – SpaceX kembali meluncurkan satelit Starlink pada Jumat, 12 Juli. Tidak seperti biasanya, perusahaan antariksa itu gagal meluncurkan puluhan satelit ke Orbit Rendah Bumi (LEO) karena masalah pada roket.

Starlink diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg menggunakan Falcon 9 pada pukul 09.35 WIB. Pendakian roket awalnya berjalan dengan baik, bahkan booster dari Falcon 9 berhasil mendarat di landasan Of Course I Still Love You.

Namun, saat SpaceX melakukan pembakaran pertama di tahap kedua, penumpukan es terlihat di sekitar mesin. Pembakaran mesin seharusnya berjalan sekitar 52 menit dan 20 detik sebelum menyebarkan satelit, tetapi prosesnya berakhir lebih cepat.

Beberapa jam setelah peluncuran, Pendiri SpaceX Elon Musk mengatakan bahwa mesin mengalami Pembongkaran Cepat Tak Terduga (RUD). Roket ini tetap mengerahkan 20 satelit Starlink ke orbit, tetapi bukan di tempat yang SpaceX harapkan.

Musk menjelaskan bahwa Starlink berada di ketinggian yang lebih rendah dari yang mereka targetkan. Dari puluhan satelit yang diluncurkan, SpaceX hanya berhasil terhubung dengan lima satelit. Perusahaan itu sedang mencari cara untuk menaikkan orbitnya.

"Pengaktifan kembali tahap atas untuk menaikkan perigee mengakibatkan mesin mengalami RUD karena alasan yang belum diketahui," kata Musk melalui platform X. "Satelit Starlink telah dikerahkan, tetapi perigee mungkin terlalu rendah untuk menaikkan orbit."

Musk mengatakan bahwa upaya menaikkan orbit Starlink tidak akan berjalan dengan mudah. Mereka akan memperbarui perangkat lunak satelit untuk menjalankan pendorong ion. "Ini mungkin tidak akan berhasil, tetapi patut dicoba."