JAKARTA – Sisa puing yang mendarat setelah proses re-entry atau masuk kembali ke atmosfer merupakan masalah yang serius. NASA dan SpaceX harus menangani masalah ini di pesawat ruang angkasa Dragon.
Pasalnya, pesawat ini sudah beberapa kali menyisakan puing sejak tahun 2022. Puing pertama berasal dari misi Crew Dragon kesatu, puing kedua berasal dari pesawat Crew Dragon Ax-3 yang jatuh di Saskatchewan, dan puing terakhir berasal dari bagasi Crew-7.
Dengan lolosnya ketiga puing ini dari proses pembakaran di atmosfer, NASA dan SpaceX berencana mengubah proses re-entry dari pesawat Dragon. Hal ini dilakukan untuk membatasi jumlah puing yang lolos dan mendarat di permukaan Bumi.
NASA dan SpaceX menyadari bahwa masalah ini perlu diperbaiki sehingga mereka telah melakukan studi awal. Manajer Program Kru Komersial NASA Steve Stitch mengatakan bahwa studi ini akan mengubah prosedur de-orbit dan melepaskan bagasi.
BACA JUGA:
"Kami melakukan analisis sebelum Demo-2 dan jelas model tersebut tidak menangani bagasi dengan baik," kata Stitch kepada Spacenews beberapa waktu lalu. "Ini hampir seperti sistem perlindungan termal."
Stitch menjelaskan bahwa proses de-orbit yang baru akan melakukan pembakaran terlebih dahulu sebelum melepaskan bagasi. Proses ini akan memberikan kontrol yang lebih besar terhadap bagasi dan memastikan bahwa sisa puing yang jatuh akan mendarat di wilayah tidak berpenghuni.
“Kami sedang dalam proses melakukan pekerjaan itu sekarang,” jelas Stitch. “Saya ingin sekali ada sesuatu yang bisa dilakukan tahun depan jika kami bisa, tapi kami harus melakukan semua analisis yang tepat. Kami harus memastikan bahwa itu aman bagi kru.”