Bagikan:

JAKARTA - Apple telah mengeluarkan peringatan besar kepada 1,46 miliar pengguna iPhone, yang tampaknya ditujukan pada Google Chrome. Raksasa teknologi ini memasang papan iklan di seluruh dunia untuk mempromosikan browser Safari miliknya, menyebutnya sebagai "browser yang benar-benar privat."

Meskipun iklan tersebut tidak secara eksplisit menyebut Google Chrome, Chrome adalah browser yang paling banyak diunduh untuk smartphone, melampaui Safari dengan lebih dari dua juta unduhan. Kampanye Apple mengisyaratkan kekhawatiran keamanan terkait penggunaan Chrome dan mendorong pengguna untuk beralih ke Safari. Papan iklan muncul di kota-kota besar seperti San Francisco, London, dan Paris, serta di negara-negara seperti Singapura dan Australia.

Kampanye iklan Apple tampaknya memanfaatkan kontroversi terbaru seputar praktik privasi Google Chrome. Awal tahun ini, Google mengungkapkan bahwa mereka mengumpulkan data pengguna melalui Chrome, bahkan saat Mode Penyamaran diaktifkan.

Iklan Apple telah memicu percakapan, terutama mengingat gugatan terhadap Google karena melacak kebiasaan browsing web pengguna dalam Mode Penyamaran. Jake Moore, penasihat keamanan global untuk perusahaan keamanan siber ESET, mengatakan kepada Forbes bahwa Google mengumpulkan data bahkan dalam mode browsing privat, yang telah menimbulkan kekhawatiran privasi yang signifikan.

Google menanggapi dengan mengatakan bahwa mereka berusaha menjaga data pengguna tetap aman secara default dan memastikan pengguna dapat mengontrol bagaimana data mereka digunakan di Chrome untuk mempersonalisasi pengalaman browsing mereka. Perusahaan mengklaim memprioritaskan kontrol pengguna, dengan pengaturan privasi dan keamanan yang dibangun langsung ke dalam Chrome.

Pembaruan Google Chrome baru-baru ini juga dikritik karena kerentanan keamanan. Pembaruan Google Chrome 125 mencakup sembilan kerentanan keamanan, salah satunya memungkinkan penyerang jarak jauh untuk mengacaukan browser pengguna melalui halaman HTML. Ini menambah kekhawatiran yang berkembang tentang keamanan Chrome.

Pada April, Google menyelesaikan gugatan class action tahun 2020 yang menuduh perusahaan tersebut secara tidak benar melacak aktivitas browsing pribadi pengguna. Sebagai bagian dari penyelesaian, Google setuju untuk menghapus miliaran catatan data terkait browsing pribadi pengguna dan memungkinkan pengguna Mode Penyamaran untuk memblokir cookie pihak ketiga.

David Boies, pengacara dalam gugatan tersebut, menyatakan bahwa penyelesaian mengharuskan Google untuk menghapus data yang dikumpulkannya secara tidak benar, menandai langkah signifikan dalam penegakan privasi data.

Kampanye iklan agresif Apple terhadap Google Chrome menyoroti perdebatan berkelanjutan tentang privasi dan keamanan di industri teknologi. Dengan meningkatnya penekanan pada privasi data, pengguna didorong untuk mempertimbangkan kembali pilihan browser mereka dan memprioritaskan browser yang menawarkan perlindungan privasi yang kuat.