Bagikan:

 

JAKARTA -  Shopify  telah memperluas ketersediaan alat-alat berbasis kecerdasan buatan (AI), termasuk asisten Sidekick dan fitur pembuatan gambar, untuk lebih banyak pengguna pada  Senin, 24 Juni. Langkah ini diambil untuk meningkatkan daya tarik platform e-commerce-nya dan mendorong pertumbuhan pendapatan.

Pelanggan kini dapat menggunakan alat pengeditan gambar di smartphone mereka untuk memperbaiki gambar yang digunakan dalam bahan promosi, termasuk email, menurut perusahaan yang berbasis di Kanada ini pada acara produk dua tahunan mereka. Fitur ini sebelumnya hanya terbatas untuk mengedit gambar produk secara online.

Shopify juga memperluas akses ke Sidekick, chatbot yang membantu pedagang dengan pertanyaan, termasuk wawasan tentang perilaku pelanggan, yang telah diuji sejak tahun lalu dengan lebih dari 2.000 pengguna.

Menurut Presiden Shopify, Harley Finkelstein, perusahaan ini telah merilis lebih dari 150 pembaruan yang dirancang untuk menciptakan platform yang lebih terintegrasi guna memungkinkan pedagang memiliki pengalaman yang terpadu dan mulus dalam mengembangkan bisnis mereka. 

Bulan lalu, perusahaan mengatakan akan berinvestasi dalam pemasaran setelah memprediksi pertumbuhan pendapatan kuartalan terendah dalam dua tahun terakhir, yang menyebabkan sahamnya jatuh ke level terendah dalam enam bulan dan menghapus nilai pasar sebesar  25,25 miliar dolar Kanada pada hari itu.

Pertumbuhan Shopify melonjak selama pandemi ketika perintah tinggal di rumah memaksa konsumen beralih ke belanja online, tetapi inflasi yang tinggi dan ketidakpastian pengeluaran konsumen dalam beberapa tahun terakhir telah mempengaruhi basis pengguna utamanya, yaitu usaha kecil dan menengah.

Kapitalisasi pasar Shopify telah turun lebih dari setengah dari puncaknya pada November 2021 menjadi  112,67 miliar dolar Kanada  saat ini.

Namun, beberapa analis melihat kelemahan terbaru ini sebagai peluang untuk membeli. "Investasi R&D SHOP jauh melampaui pesaing, menghasilkan rangkaian fitur dan kemampuan yang tak tertandingi yang menjaga perusahaan tetap di garis depan," kata analis di J.P. Morgan, yang menambahkan bahwa perusahaan ini baru menembus 11% dari total pasar layanan yang bernilai  60 miliar dolar AS.