Bagikan:

YOGYAKARTA - Ketika kita berada di restoran mewah biasanya kita akan dihadapkan dengan pembayaran tunai, atau non tunai, bisa lewat E-Banking ataupun Kode QR. Nah tahukah kalian apa itu kode QR? Yuk kita bahas di sini!

QR Code merupakan singkatan dari Quick Respone Code. Kode QR memang terlihat simpel, tapi ternyata kotak kecil hitam-putih ini bisa menyimpan berbagai macam informasi.

Pemakaiannya tergolong praktis, kalian cuman perlu mengarahkan smartphone atau mesin scanner lain ke kode QR. Dalam hitungan detik, data yang Kalian perlukan berada dalam genggaman Kalian.  QR code pula bisa memudahkan proses transaksi serta pendataan.  

Apa Itu QR Code?

QR code merupakan teknologi matriks 2 dimensi yang sanggup menaruh bermacam jenis informasi di dalamnya. Informasi yang bisa ditampung oleh sebuah QR code menggapai 7089 digit angka serta 4296 karakter alphanumeric.

Alphanumeric ialah huruf, angka, serta simbol-simbol spesial (semacam tanda baca serta simbol matematika). Oleh sebab itu, deskripsi barang, no telepon, sampai URL suatu web bisa ditampung di dalamnya.

QR code bisa menampung informasi dalam jumlah yang banyak karena dia memakai teknologi 2 dimensi yang bisa mengkodekan informasi secara melintang serta membujur.

Berbeda dengan barcode yang memakai teknologi satu dimensi serta hanya dapat mengkodekan informasi dalam arah melintang. Sehingga barcode cuma bisa menampung sangat sedikit informasi, yakni maksimal 20 karakter.

Ilustrasi penggunaan Kode QR (Gambar Albert Hu-Unsplash)
Ilustrasi penggunaan Kode QR (Gambar Albert Hu-Unsplash)

Sejarah QR Code

QR Code awal kali diperkenalkan oleh DENSO WAVE kepada publik pada tahun 1994. Pengembangan teknologi ini dipimpin oleh Masahiro Hara serta Atsushi Tano. Pengembangan teknologi QR code bermula dari transformasi sistem produksi di Denso Wave.

Pada tahun 1980an, barcode digunakan pada banyak industri, termasuk pada manufaktur, distribusi, serta ritel. Nah merambah tahun 1990, terdapat perubahan yang lumayan besar dari manufaktur masal satu tipe produk ke sistem produksi yang lebih fleksibel.

Maka dari itu, diperlukan sistem kontrol produksi yang lebih perinci di posisi pembuatan produk. Berkaitan dengan perihal tersebut, maka diperlukan barcode yang bisa menaruh lebih banyak data.

Pada tahun 1992, Masahiro Hara diminta oleh bagian manufaktur buat meningkatkan pemindai barcode yang bisa bekerja dengan lebih cepat. Sayangnya saat itu barcode cuma bisa menampung maksimal 20 kepribadian alfabet saja.

Sehingga, para pekerja wajib memindai sekitar 1000 barcode tiap harinya buat memperoleh informasi yang diperlukan. Bukannya mempercepat proses kerja, perihal ini malah sangat merepotkan serta tidak efektif. Buat menanggapi perihal yang terjadi di lapangan, Hara berinisiatif buat meningkatkan sistem kode yang baru.

Pada waktu itu Hara mengatakan, “Kami bakal meningkatkan compact code yang bisa menaruh lebih banyak data, tercantum karakter kanji serta kana sekaligus bisa dibaca dengan kecepatan yang tinggi.”

Dalam prosesnya, Masahiro Hara serta Atsushi Tano memerlukan waktu 1 tahun sampai kesimpulannya menciptakan QR code yang stabil, sanggup menaruh sekitar 7000 karakter serta bisa dipindai 10 kali lebih cepat daripada tipe barcode yang lain.

Pada tahun 2002, QR code sudah digunakan secara lausa di Jepang serta pada tahun 2004 memperoleh standarisasi dari JIS (Japan Industrial Standard).

Walaupun begitu, popularitas QR code pernah menurun pada tahun 2013 karena banyak masyarakat dunia yang tidak paham apa itu QR code serta bagaimana teknik memakainya. Barulah pada tahun 2014 QR code mulai mendulang popularitasnya kembali, sebab kepemilikan smartphone sudah semakin universal.

Selain itu kalian juga perlu mengetahui “Cara Memindai Kode QR dari Gambar di Laptop Anda”.

Jadi setelah mengetahui apa itu kode QR, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!