Bagikan:

JAKARTA – NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) menandatangani perjanjian ExoMars Rosalind Franklin pada Kamis, 16 Mei lalu. Rencananya, misi pencarian tanda kehidupan di Mars ini akan digelar pada tahun 2028.

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan di kantor pusat ESA yang berada di Paris, Prancis. Perwakilan ESA yang menandatangani perjanjian tersebut adalah Direktur Eksplorasi Manusia dan Robot ESA Daniel Neuenschwander.

Sementara itu, pihak NASA diwakili oleh Administrator Asosiasi Direktorat Misi Sains Nicole Fox. Setelah kontrak ditandatangani, Fox mengatakan bahwa NASA sangat mendukung misi Rosalind Franklin karena misi tersebut penting untuk masa depan.

"Kemampuan pengeboran unik penjelajah Rosalind Franklin dan laboratorium sampel di dalamnya memiliki nilai ilmiah yang luar biasa bagi pencarian umat manusia untuk mencari bukti kehidupan masa lalu di Mars," kata Fox, dikutip dari siaran resmi NASA.

Selain penting bagi masa depan kehidupan manusia, NASA juga mendukung misi tersebut untuk menjaga kemitraan antara dua negara. "(misi ini akan) melanjutkan kemitraan kuat antara Amerika Serikat dan Eropa untuk mengeksplorasi hal-hal yang belum diketahui di tata surya."

ExoMars Rosalind Franklin merupakan misi yang digerakkan oleh ESA selama bertahun-tahun. Dengan menandatangani kontrak perjanjian, NASA akan menyediakan unit pemanas dan elemen sistem propulsi yang dibutuhkan penjelajah ESA untuk mendarat di Mars.

Sebelum bermitra dengan NASA, ESA bekerja sama dengan Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) dan lembaga tersebut akan menyediakan platform pendaratan. Namun, perjanjian antara dua lembaga ditangguhkan karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Planetary, ESA mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa bekerja sama lagi dengan Roscosmos terkait dengan kondisi peperangan negara tersebut. Misi penjelajahan Rosalind Franklin pun ditunda hingga tahun 2028.