JAKARTA – Instrumen satelit X-ray Imaging and Spectroscopy Mission (XRISM) mengalami masalah pada Januari lalu. Awalnya, masalah ini ingin segera diperbaiki, tetapi NASA dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berubah pikiran.
XRISM baru diluncurkan pada September tahun lalu tanpa ada masalah pada satelit maupun instrumennya. Namun, beberapa bulan lalu, ilmuwan untuk proyek XRISM mengatakan bahwa katup gerbang pada instrumen Resolve tidak mau terbuka.
Sebenarnya, XRISM masih bisa beroperasi meskipun katup gerbang pada instrumen pencitraannya tertutup. Akan tetapi, pintu yang terbuat dari berilium itu melemahkan energi sinar-X hingga ke titik yang lebih rendah.
Masalah ini membuat observasi menjadi kurang maksimal sehingga NASA dan JAXA berinisiatif memperbaiki katupnya. Namun, pada 7 Mei lalu, Direktur Divisi Astrofisika NASA Mark Clampin mengatakan bahwa kedua lembaga telah berubah pikiran.
“Kami memutuskan bahwa tindakan terbaik saat ini adalah melanjutkan program sains selama 18 bulan ke depan,” kata Clampin, dikutip dari Spacenews. Ia pun mengatakan bahwa Resolve masih menghasilkan ilmu pengetahuan meskipun katupnya bermasalah.
BACA JUGA:
Clampin menjelaskan bahwa katup gerbang tidak mau terbuka karena ada masalah harness yang terpasang di satu aktuator non-eksplosif. Harness ini harus diperbaiki, tetapi pihak teknisi perlu melepasnya dan tindakan ini bisa menyebabkan gangguan pada instrumen.
Maka dari itu, NASA dan JAXA memutuskan untuk memaksimalkan penggunaan XRISM dan instrumennya sebelum melakukan perbaikan. Jika Resolve sudah diperbaiki setelah 18 bulan beroperasi, kinerja instrumen akan kembali ke tahap awal.
"Kemungkinan ada hambatan pada harness yang terpasang," ungkap Clampin. “Kami percaya saat ini pendekatan dengan risiko paling rendah adalah dengan terus mempelajari ilmu pengetahuan dan kami akan kembali ke tahap awal dalam 18 bulan.”