Bagikan:

JAKARTA - Institut Penelitian Pemerintah di Uni Emirat Arab pada  Senin 13 Mei merilis model GenAI open source baru. Model ini disebut dapat menyaingi produk AI dari perusahaan teknologi besar.

Institut Inovasi Teknologi Abu Dhabi (Technology Innovation Institute /TII) mengumumkan rilis seri Falcon 2: Falcon 2 11B, sebuah model berbasis teks, dan Falcon 2 11B VLM, sebuah model visi-ke-bahasa yang dapat menghasilkan deskripsi teks dari gambar yang diunggah.

TII adalah pusat penelitian dalam Majelis Riset Teknologi Lanjutan Abu Dhabi.

Uni Emirat Arab, sebagai eksportir minyak besar dan salah satu  kekuatan teknologi Timur Tengah yang berpengaruh, sedang melakukan investasi besar dalam kecerdasan buatan. Tetapi pertaruhan itu juga menarik perhatian dari pejabat Amerika Serikat yang tahun lalu mengeluarkan ultimatum: teknologi Amerika atau Cina.

Perusahaan kecerdasan buatan UEA, G42, menarik perangkat keras Cina dan melepaskan saham dalam perusahaan-perusahaan Cina sebelum mendapatkan investasi 1,5 miliar dolar AS (Rp24,1 triliun) dari Microsoft yang disinkronkan dengan Washington.

Sekretaris Jenderal Majelis Riset Teknologi Lanjutan, Faisal Al Bannai, yang juga merupakan penasihat presiden untuk penelitian strategis dan teknologi canggih, mengatakan bahwa UEA menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pemain utama dalam kecerdasan buatan.

Seri Falcon 2 muncul saat perusahaan dan negara-negara berlomba untuk mengembangkan model bahasa besar mereka sendiri setelah rilis ChatGPT oleh OpenAI pada tahun 2022. Sementara beberapa perusahaan memilih untuk menjaga kode kecerdasan buatan mereka sebagai milik pribadi, yang lain, seperti Falcon UEA dan Llama Meta, telah membuat kode mereka tersedia untuk siapa pun yang ingin menggunakannya.

Al Bannai mengatakan bahwa dia optimistis tentang kinerja Falcon 2 dan bahwa mereka sedang mengerjakan "generasi Falcon 3".

"Kami sangat bangga bahwa kami masih bisa bersaing dengan pemain terbaik secara global," kata Al Bannai.