Bagikan:

JAKARTA - AC Ventures, perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara, bersama Boston Consulting Group (BCG), unit desain serta teknologi BCG X, dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, merilis laporan berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services.”  

Didasarkan pada survei terhadap 41 pemimpin bisnis institusi keuangan dan wawancara dengan lima startup fintech, laporan ini mengungkapkan wawasan penting mengenai adopsi dan dampak AI serta GenAI di sektor layanan keuangan Indonesia. 

Laporan tersebut menyebutkan bahwa di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa yakin dengan infrastruktur teknologi mereka yang diperlukan untuk mengintegrasikan GenAI, terutama dalam konteks data dan sistem teknologi yang kokoh. 

Selain itu, hampir setengah dari pemimpin sektor lokal mengklaim sudah memanfaatkan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan, dengan sepertiga di antaranya melaporkan manfaat yang terlihat. 

Lebih lanjut, sebanyak 44 persen pemimpin lokal mengakui potensi GenAI dalam merevolusi penilaian risiko di microlending melalui sumber data dan model analitik yang lebih inovatif. 

Selain layanan pelanggan dan microlending, empat area lain di mana GenAI dianggap bermanfaat di industri ini meliputi produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi yang sangat tepat.

Tapi, meskipun antusiasme terhadap kemampuan GenAI tinggi, banyak institusi keuangan Indonesia masih berada di tahap awal penerapan. Di mana hanya 37 persen yang merasa memiliki bakat yang diperlukan, dan upskilling karyawan untuk menggunakan dan berinteraksi dengan alat AI adalah salah satu dari tiga prioritas dasar terendah yang disebutkan. 

Sementara itu, hanya 29 persen responden yang merasa yakin dengan model operasional mereka untuk kesiapan GenAI. Agar penerapan GenAI berhasil, kesiapan bisnis perlu sejalan dengan kesiapan teknologi.

“Temuan kami menunjukkan bahwa teknologi ini telah diadopsi dengan cepat oleh baik institusi keuangan besar maupun perusahaan fintech. Namun, banyak inisiatif masih berupa proyek percontohan yang dipimpin oleh teknologi dan belum berhasil menghasilkan nilai bisnis nyata dalam skala besar,” tutur Andy Lees, Managing Director and Partner di BCG X.