JAKARTA - AC Ventures (ACV), perusahaan modal ventura terkemuka menilai bahwa lanskap pasar tenaga kerja di Asia Tenggara mengalami perubahan signifikan di tengah kehadiran Artificial Intelligence (AI).
Studi PWC pada 2023 menunjukkan, 44 persen karyawan di Asia Pasifik merasa keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan akan berubah dalam lima tahun, namun hanya 48 persen yang paham bagaimana perubahan ini terjadi.
Maka dari itu, menurut AVP of Organization and People di AC Ventures, Derisa Zahara, perusahaan pun perlu menyusun strategi untuk dapat menarik talenta-talenta terbaik bergabung dengan perusahaan mereka.
Menurutnya, sulit untuk membicarakan tentang talenta berbakat tanpa memperhatikan dampak besar dari teknologi baru, seperti AI. Dia juga menyontohkan langkah baru pemerintah Singapura yang bertujuan untuk menarik 15 ribu ahli dalam bidang AI.
"Membahas tujuan strategis menarik 15.000 spesialis AI, itu patut diapresiasi tetapi hanya merupakan awal,” ujar Penasihat Strategis di Carsome, sekaligus Advisor portofolio perusahaan AC Ventures, Sergio Salvador.
Karena, mengingat kebutuhan yang semakin berkembang akan teknologi AI, jumlah tersebut hanyalah sebatas usaha awal pemerintah saja. Dan dalam beberapa dekade mendatang, permintaan akan talenta AI akan meningkat di seluruh wilayah.
BACA JUGA:
Untuk memenuhi kebutuhan ini, Sergio berpendapat bahwa pendekatan yang beragam sangat penting. Misalnya, memberikan pelatihan keterampilan kepada karyawan saat ini dan berkolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk mempersiapkan para siswa akan menjadi kunci.
“Strategi ini harus menggabungkan akuisisi talenta langsung dengan kemitraan pendidikan jangka panjang untuk membudayakan aliran terus-menerus dari para profesional terampil ke sektor AI,” pungkasnya.