JAKARTA - Vaksin COVID-19 masih didistribusikan secara terbatas oleh pemerintah maupun instansi kesehatan. Mengingat produksi vaksin belum mencukupi kebutuhan, ditambah jumlah pasien yang terus bertambah di seluruh dunia.
Sejauh ini, ada tiga merek vaksin COVID-19 yang telah diproduksi yaitu Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna. Dikarenakan jumlah vaksin yang terbatas dan tingginya permintaan, banyak oknum yang justru mengiklankan dan menjual vaksin COVID-19 secara ilegal, seperti di darkweb.
"Anda dapat menemukan apa saja di Dark web, jadi tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia. Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik COVID, dan banyak di antaranya berhasil," ujar pakar keamanan Kaspersky Dmitry Galov dalam keterangan resminya, Senin, 8 Maret.
Dijelaskan bahwa mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga per dosis berkisar antara 250 dollar AS hingga 1.200 dollar AS (Rp3,6 juta-Rp17 juta), dengan biaya rata-rata sekitar 500 dollar AS (Rp7,2 juta)
Komunikasi dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram, sementara pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin.
Mayoritas penjual "bawah tanah" ini sudah melakukan sekitar 100 hingga 500 transaksi, yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan sedangkan kejelasan barang tersebut masih belum diketahui efektivitasnya.
Dari informasi yang dikumpulkan Kaspersky, tidak sedikit iklan maupun transaksi di darkweb memperjualbelikan dosis vaksin COVID-19. Kendati tidak ada yang menjamin apakah vaksin tersebut asli maupun palsu.
BACA JUGA:
Kaspersky meningatkan, jika melihat iklan tentang sesuatu yang berhubungan dengan COVID, perhatikan baik-baik URL situs yang dikunjungi. Jika hanya satu huruf yang terlihat tidak pada tempatnya, atau jika .com yang biasa telah diganti dengan .com.tk atau sesuatu yang serupa dengan itu, dapat dicurigai itu adalah phising.
Perhatikan juga tata bahasa dan tata letak di situs yang dikunjungi dan email yang diterima. Jika terlihat mencurigakan, jangan pernah untuk melanjutkan akses lebih jauh.
"Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap kesepakatan yang terkait dengan pandemi, dan tentu saja, membeli vaksin dari forum dark web bukan ide yang baik," kata Galov.