Jokowi Sebut Indonesia Bisa Jual Vaksin COVID-19 ke Negara Lain
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas (Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia telah berhasil bekerja sama dengan negara lain untuk membuat vaksin COVID-19.

Dari banyak kerja sama itu, Jokowi mengatakan, Indonesia akan mendapatkan jatah vaksin mencapai ratusan juta dosis. Tak hanya vaksin dari luar negeri, Indonesia juga akan memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bernama vaksin Merah Putih.

Sehingga, dengan berlimpahnya dosis vaksin tersebut, bukan tak mungkin Indonesia dapat menjual vaksin kepada negara lain yang membutuhkan.

"Mengenai pengadaan vaksin, sampai akhir 2020 kita akan dapat berapa 20-30 juta sampai akhir tahun ini. Sampai akhir 2021 kira-kira jumlahnya 290 juta," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas bertajuk Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Agustus.

Dengan kelebihan ini, Jokowi mengatakan, pasokan vaksin COVID-19 boleh dijual ke negara lain.

"Kalau apa yang kita miliki berlebih ya tidak apa-apa dijual ke negara lain. Karena di negara lain, Asean belum ada yang siap dengan vaksin sebanyak tadi saya sampaikan," tegasnya.

Diketahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri BUMN mendatangi sejumlah negara. Salah satunya adalah Uni Emirat Arab. Pada saat kunjungannya itu, Retno menyebut Indonesia dan G42 telah melakukan kesepakatan. 

G42 adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi kesehatan di Uni Emirat Arab yang menggunakan teknologi Artificial Intelegent (AI). Dalam kesepakatan itu, Retno mengatakan G42 akan menyediakan 10 juta dosis untuk vaksin COVID-19. 

"Hasil lain yang kami peroleh dengan pertemuan kami dengan G42 adalah komitmen untuk penyediaan atau awal penyediaan vaksin sebesar 10 juta dosis untuk tahun 2020," kata Retno dalam video konferensi, Sabtu, 22 Agustus.

Hanya saja, Retno tak menjelaskan lebih detail lagi soal penyediaan vaksin tersebut. Sebab, akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai rincian komitmen antara G42 dengan perusahaan farmasi asal Indonesia yaitu Kimia Farma dan Indo Farma.