JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Indonesia telah mengamankan jutaan dosis vaksin COVID-19. Menurutnya, di tahun 2020 ini, Indonesia telah berhasil mengamankan vaksin sebanyak 20 juta hingga 30 juta dosis vaksin.
"Untuk 2020 yang sudah dapat disecure 20 juta-30 juta. Kemudian untuk tahun 2021, yang sudah dapat kita secure 290-340 juta dosis," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Agustus.
Kepastian mengenai jumlah vaksin tersebut didapat setelah Retno bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan kunjungan ke China dan Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan itu, Menlu mengatakan pemerintah menargetkan adanya kerja sama untuk memenuhi kebutuhan vaksin di masyarakat. "Kami melihat hasil kunjungan tersebut sangat baik dan bahkan melebihi harapan kita semula. Kami melihat hasil kunjungan tersebut sangat baik dan bahkan melebihi harapan kita semula," ujarnya.
Lebih lanjut, Retno menjelaskan pemerintah melakukan dua pendekatan untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri. Jangka pendek, kata dia, Indonesia akan memanfaatkan komitmen dari sejumlah negara dengan ratusan juta dosis vaksin.
Sementara untuk jangka panjang, sambung Retno, Indonesia mengembangkan vaksin buatan dalam negeri atau vaksin luar negeri.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, Indonesia akan mendapatkan jatah vaksin mencapai ratusan juta dosis. Tak hanya vaksin dari luar negeri, Indonesia juga akan memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bernama vaksin Merah Putih.
Sehingga, dengan berlimpahnya dosis vaksin tersebut, bukan tak mungkin Indonesia dapat menjual vaksin kepada negara lain yang membutuhkan.
"Mengenai pengadaan vaksin, sampai akhir 2020 kita akan dapat berapa 20-30 juta sampai akhir tahun ini. Sampai akhir 2021 kira-kira jumlahnya 290 juta," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas bertajuk Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Agustus.
Dengan kelebihan ini, Jokowi mengatakan, pasokan vaksin COVID-19 boleh dijual ke negara lain. "Kalau apa yang kita miliki berlebih ya tidak apa-apa dijual ke negara lain. Karena di negara lain, Asean belum ada yang siap dengan vaksin sebanyak tadi saya sampaikan," tegasnya.