Bagikan:

JAKARTA – Manusia memiliki informasi mengenai siklus waktu di Bulan dan planet lainnya. Meski manusia sudah mengetahui periode siang dan malam hari di Bulan, belum ada ketetapan waktu seperti jam.

Menentukan standar waktu di Bulan sebenarnya akan menguntungkan banyak pihak, baik masyarakat biasa maupun lembaga antariksa. Oleh karena itu, Gedung Putih meminta NASA untuk menetapkan standar waktu yang lebih terpadu di Bulan.

Perintah ini dibuat oleh Kepala Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih (OSTP). Dalam memo yang terlihat oleh Reuters, OSTP menginstruksikan NASA untuk membuat Waktu Bulan Terkoordinasi (LTC) bersama pemerintah AS.

Tidak disebutkan lembaga pemerintah apa yang harus bekerja sama dengan NASA dalam membuat standar waktu tersebut. Namun, OSTP memberikan batasan waktu hingga akhir tahun 2026 untuk membuat rencana penyusunan LTC.

Menurut OSTP, LTC akan menjadi tolak ukur pesawat ruang angkasa dan satelit yang dirancang untuk keperluan bulan. LTC juga berguna sebagai penyinkron waktu antara Bulan dan Bumi menurut Kepala Komunikasi dan Navigasi Luar Angkasa NASA Kevin Coggins.

"Bayangkan jam atom di Observatorium Angkatan Laut AS (di Washington). Jam tersebut adalah detak jantung bangsa, menyinkronkan segalanya. Anda pasti menginginkan detak jantung di Bulan," kata Coggins, dikutip dari Reuters.

Sebenarnya, LTC akan memudahkan program Artemis yang dikerahkan oleh NASA. Dengan masifnya upaya eksplorasi di Bulan, standar waktu ini akan dibutuhkan untuk mengoordinasikan operasi, memastikan keandalan transaksi, dan mengelola logistik perdagangan bulan.

Meski tidak mudah, NASA harus membuat standar waktu bulan yang akan diakui secara internasional. Jika pembuatan LTC berhasil, AS bisa semakin memimpin di sektor antariksa dan standar waktu ini bisa digunakan juga oleh badan antariksa di seluruh belahan dunia.