Bagikan:

JAKARTA - Selama tahun 2023, industri kripto mengalami masa pasang surut. Menyoal kondisi tersebut, dalam sebuah surat terbuka, CO-CEO Reku Jesse Choi mengungkapkan beberapa hal yang dihadapi Reku sebagai salah satu platform jual-beli kripto di Indonesia.

“Secara makroekonomi, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan. Walau demikian, Reku senang dan bangga atas pencapaian kami,” kata Jesse dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu, 24 Desember.

Menurut Jesse, selama tahun 2023, Reku mencatat peningkatan pasar hingga empat kali lipat, memantapkan posisi Reku sebagai tiga teratas platform jual-beli dan investasi kripto.

Untuk itu, Jesse mengungkapkan bahwa Reku sangat optimis terhadap tahun 2024 dan seterusnya, dengan adanya adopsi institusional yang signifikan (melalui BlackRock Bitcoin ETF yang akan datang) dan regulasi yang semakin matang di seluruh dunia.

Sejalan dengan komitmen perusahaan untuk terus menjadi yang terbaik, Reku akan fokus pada nilai-nilai dan prioritasnya, di antaranya adalah bekerja keras untuk memberikan layanan terbaik bagi pengguna.

Bahkan saat ini, Reku telah memiliki sistem perdagangan aset kripto yang paling likuid di Indonesia, yang berarti Reku adalah platform yang paling cepat dan terjangkau untuk pengguna.

“Kami juga terus memprioritaskan fokus pada kepatuhan regulasi. Diantaranya, kami merupakan platform exchange pertama yang merilis audit Proof of Solvency, dan juga yang pertama kali mendapatkan lisensi staking on-chain di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen kami terhadap kepatuhan, dan oleh karena itu, keamanan para pengguna,” tegas Jesse.

Terakhir, Jesse juga percaya pada peningkatan literasi keuangan. Dalam beberapa bulan terakhir, Reku sendiri telah membuat beberapa seri literasi keuangan dan program dengan beberapa pakar keuangan terkemuka.

“Tujuan kami adalah agar pengguna kami dapat membuat keputusan yang cermat sepanjang perjalanan investasi mereka,” tutupnya.