87 Persen Pemimpin TI Indonesia Meyakini AI Generatif Berperan Penting dalam Bisnis
Ilustrasi kecerdasan buatan (foto: Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Salesforce, pemimpin global di bidang CRM, merilis laporan State of IT terbaru yang membahas pendapat dari 4.000 lebih pemimpin TI di 28 negara, termasuk Indonesia, untuk menyoroti dampak dari tren teknologi untuk organisasi TI. 

Laporan State of IT tahun ini mengungkapkan bahwa AI generatif akan merevolusi bidang TI. Di mana, 87 persen pemimpin TI di Indonesia mengakui peran AI, dan meyakini bahwa AI generatif akan segera memainkan peran penting dalam organisasi mereka.

Meskipun begitu, mereka tetap melihat hal tersebut dengan penuh kehati-hatian, mengingat 53 persen di antaranya memiliki kekhawatiran terhadap praktik etika terkait AI generatif.

“Dalam iklim ekonomi saat ini, AI yang terpercaya dapat berkontribusi besar bagi para pemimpin TI di Indonesia. Terutama, bagi mereka yang tengah menghadapi berbagai tekanan dalam memenuhi tuntutan bisnis dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah,” kata Gavin Barfield, Vice President & Chief Technology Officer, Solutions, ASEAN Salesforce dalam keterangan yang diterima VOI pada Jumat, 1 Desember. 

Selain itu, laporan ini juga menyebutkan bahwa kapasitas tim TI terkuras dengan adanya transformasi digital, dan beberapa penyesuaian penting yang perlu dilakukan dalam aktivitas kerjanya, termasuk perubahan target atau KPI, tuntutan kebutuhan bisnis, evolusi teknologi, dan tekanan ekonomi. 

“Sebanyak 47 persen organisasi TI di Indonesia menghadapi kesulitan dalam menjawab berbagai tuntutan bisnis yang ada. Situasi ini menjadi semakin menantang karena 69 persen dari mereka memproyeksikan adanya peningkatan permintaan layanan TI selama 18 bulan ke depan,” tulis laporan itu. 

Maka dari itu, seiring dengan upaya Indonesia untuk memperkuat ekosistem AI secara nasional, Barfield mengatakan, para pemimpin TI harus bisa memanfaatkan keunggulan yang ditawarkan oleh AI dan otomatisasi, agar dapat semakin meningkatkan kecepatan, produktivitas, dan personalisasi dalam skala besar.

Menanggapi hal ini, 91 persen pemimpin TI di Indonesia pun mengaku mereka semakin terdorong untuk berfokus pada efisiensi operasional.