JAKARTA – Seorang YouTuber Spanyol bernama Jota, nama aslinya belum diketahui, dilaporkan menggugat Google Spanyol atas kasus pemecatan yang tidak sah setelah salurannya diblokir.
Dalam laporan Reuters, Jota selaku pembuat konten satir politik ingin menunjukkan hubungan kerja yang jelas antara dirinya dengan YouTube. Ia juga menganggap dirinya sebagai pekerja di YouTube.
Menurut Jota, hubungan kerja keduanya terjalin karena ia secara teratur memberikan layanan dan YouTube membalas jasanya dengan memberikan pendapatan dari iklan. Oleh karena itu, pemblokiran akun merupakan tindakan yang buruk.
“Kami menganggap ini sebagai pemutusan hubungan kerja,” kata Bernando Garcia, pengacara dari Jota. Akan tetapi, pandangan ini dianggap salah dan Google Spanyol mencoba meluruskan.
Google mengatakan bahwa pembuat konten bukanlah karyawan, termasuk posisi Jota saat ini. Saluran YouTube Jota, Último Bastión yang artinya Benteng Terakhir, diblokir karena tidak mematuhi kebijakan monetisasi.
BACA JUGA:
"Kami sangat berkomitmen terhadap kesuksesan para pembuat konten, itulah sebabnya kami berbagi sebagian besar pendapatan dengan mereka. Namun, bertentangan dengan apa yang diklaim, mereka bukan karyawan YouTube sesuai dengan sifat hubungan mereka," kata Google Spanyol.
Sebagai informasi, Jota merupakan pembuat konten satir terkait dengan politik sayap kiri yang menggunakan informasi dari saluran resmi seperti parlemen dan balai kota. Pembuat konten ini aktif menyuarakan pandangannya.
Sidang dari gugatan pihak Jota dengan didampingi Serikat Pekerja Umum (UGT) Spanyol akan dilaksanakan pada 26 Juni tahun depan. Sidang ini akan diselenggarakan di Madrid.