Bagikan:

 

JAKARTA – Spotify memiliki kesepakatan khusus dengan Google terkait sistem komisi di Google Play Store. Kesepakatan ini terkuak selama sidang antimonopoli versus Epic Games berlangsung.

Dilaporkan oleh The Verge, kesepakatan itu memberikan hak istimewa kepada Spotify untuk tidak membawa komisi kepada Google jika Spotify menggunakan pembayaran pihak sendiri di Android.

Sebaliknya, Spotify tetap harus membayar komisi bila ada pengguna yang membayar langganan menggunakan pembayaran Google. Namun, komisi ini hanya empat persen, jauh lebih sedikit dari penetapan Google yang mencapai 15 persen.

Selain komisinya yang jauh lebih sedikit, kedua pihak sepakat untuk menyisihkan masing-masing 50 juta dolar AS (Rp773,9 miliar) sebagai dana kesuksesan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai dana kesuksesan ini.

“'Mendengarkan musik adalah salah satu tujuan inti ponsel... jika Spotify tidak berfungsi dengan baik di seluruh layanan Play dan layanan inti, orang tidak akan membeli ponsel Android,” kata Kepala Mitra Google, Don Harrison di persidangan.

Meski pihak Google berupaya memberikan alibi yang masuk akal, Epic Games menggunakan kesepakatan tersebut sebagai salah satu tindak monopoli ilegal yang dioperasikan di Google Play Store.

Sebagai informasi, Epic Games menggugat Google pada tahun 2020 karena gim Fortnite yang perusahaan itu kembangkan dicopot paksa dari Google Play Store. Pencopotan ini terjadi karena Epic menggunakan sistem pembayaran pihak ketiga yang dilarang Google.

Awalnya Epic bekerja sama dengan Spotify untuk melawan Google. Namun, pada tahun 2022, platform streaming musik itu berhenti bersaing dengan Google setelah menjalin kesepakatan.