JAKARTA - Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di seluruh dunia, Google Indonesia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan bahwa program Bangkit 2024 akan dilengkapi dengan kurikulum AI.
Dalam pengumumannya Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf mengatakan dalam blognya bahwa kurikulum AI ini akan tersedia di tiga jalur pembelajarannya yaitu Cloud, Android, dan Machine Learning.
“Kami sangat gembira dengan penambahan pelatihan AI ke dalam kurikulum Bangkit 2024 untuk membekali peserta didik dengan dasar-dasar AI. AI merupakan salah satu teknologi paling transformatif di zaman kita, dan mempersiapkan sumber daya manusia lokal yang berbakat adalah kunci untuk membuka peluang-peluang tersebut,” kata Randy, dikutip Senin, 20 November.
Bangkit telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Sejak program ini dimulai pada tahun 2020, program ini telah berkembang 30 kali lipat. Hingga saat ini, Google telah berhasil melatih lebih dari 15.000 siswa dari seluruh Indonesia.
“Kami terus berupaya untuk meningkatkan keberagaman peserta. Program ini memberikan pelatihan berkualitas tinggi yang relevan dengan industri dalam machine learning, mobile development, dan cloud computing, semuanya merupakan keterampilan digital yang berharga,” tambahnya.
Dengan Kementerian sebagai mitra, Randy mengatakan bahwa Google Indonesia berkomitmen untuk membangun keahlian ini, sambil mengedepankan tanggung jawab.
BACA JUGA:
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam turut menyambut baik dibukanya peluang yang lebih luas bagi mahasiswa untuk mengikuti program Bangkit sebagai bagian dari Kampus Merdeka. Terlebih, dengan adanya penambahan kurikulum AI yang akan semakin menunjang kompetensi mahasiswa di bidang teknologi digital.
“Kami mengapresiasi adanya penambahan kurikulum AI dalam program Bangkit ini. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menyiapkan talenta digital yang unggul di masa depan. Sumber daya manusia dengan kompetensi Artificial Intelligence sangat penting dan dibutuhkan oleh industri,” ujar Nizam.
Tidak hanya mengikuti 900 jam pelajaran teknologi, peserta Bangkit juga mendapatkan pelatihan soft skill dan bahasa Inggris. Perpaduan teori dan praktik dalam kurikulum Bangkit diharapkan akan menghasilkan talenta-talenta unggul yang mempercepat transformasi digital Indonesia ke masa depan.