Menkominfo Dorong Intensif 5G, Ketum APJII: Saat Ini 4G Masih Cukup
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif Angga (foto: Dinda Buana/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan telah mendorong Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) dalam intensif 5G di Indonesia.

"Penetrasi internet 78 persen yg selalu saya keluhkan ke banyak ekosistem, kecepatan internet kita masih 23,3 Mbps, walaupun kalau di Jakarta sudah lebih tinggi. Jadi kalau di telko industri itu satu coverage, dua kapasitas, kualitas ketiga. Jadi ini juga perlu kecepatan termasuk saya sedang mendorong asosiasi sama-sama dorong insentif untuk 5G," ujar Budi dalam acara seremoni Topping Off BDDC JST1 pada Selasa, 21 November di Jakarta.

Karena menurut Budi, dengan meningkatkan kecepatan internet, itu akan mempercepat transformasi digital di Indonesia juga. Dengan demikian, semua sektor juga akan turut berkembang pesat dan merata.

"Jadi insentif 5G ini adalah ranah input dari ekosistem seluler yang tergabung dalam asosiasi telekomunikasi seluler Indonesia. Mereka berbicara kepada saya kondisi seluler di Indonesia, dan mereka meminta beberapa insentif. Saya bilang, kita luruskan bersama. Yang penting ujungnya, industri ini sehat, masyarakat bisa terlayani," ujar Budi kepada media.

Budi juga mengatakan bahwa Kominfo sudah bertemu dengan semua Direktur Utama (Dirut) para anggota asosiasi sekitar tiga minggu lalu. Nantinya, intensif ini akan berupa frekuensi di setiap rumah, regulatory cost nya diperbaharui, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif Angga justru mengatakan bahwa untuk saat ini, teknologi 4G masih sangat cukup untuk masyarakat Indonesia. Namun, ia tak menutup kemungkinan bahwa 5G akan dibutuhkan ke depannya.

"Saya enggak bilang sudah cukup, ke depannya pasti akan kurang, karena kan kebutuhan data akan semakin meningkat. Cuma, saat ini sebenarnya masih cukup," kata Arif ketika VOI bertanya tentang kecukupan 4G untuk masyarakat Indonesia.

Karena menurutnya, jika dipaksakan, itu akan berdampak juga untuk para operator seluler dan masyarakat. Di mana pelaku bisnis harus berinvestasi lebih tinggi, yang nantinya hal itu akan berdampak secara otomatis harga berlangganan internet masyarakat juga ikut naik.

"Kasian juga teman-teman operator kalau dipaksa, mereka harus invesatasi tiga kali lipat. Sedangkan use casenya, sekarang kalau paket data 100 ribu per bulan, begitu 5G mereka bilang paling murah 150 ribu. Masyarakat juga yang akhirnya bilang 'buat apa kaya gitu, gua 4G ajalah'. Tapi, kalau dipaksa ke 4G (harganya), kasian juga kan bisnisnya," pungkas Arif.