JAKARTA - Selama seminggu terakhir, pasar kripto mengalami fluktuasi yang signifikan. Gejolak ini dipengaruhi oleh antisipasi data ekonomi AS dan keputusan kebijakan Federal Reserve.
Pekan lalu, Bitcoin (BTC) mengalami penurunan di bawah 35.000 dolar AS (Rp540,5 juta). Namun, pada Selasa, 21 November pukul 08.00 WIB, Bitcoin berada di sekitar 37.400 dolar AS (Rp577,56 juta) naik tipis 0,25 persen dalam 24 jam terakhir
Sementara itu, Ethereum (ETH) sempat mengalami penurunan di bawah 2.000 dolar AS (Rp30,88 juta), dan berhasil kembali naik di angka 2,025 dolar AS (Rp31,27 juta), naik sebesar 0,7 persen dalam 24 jam terakhir.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan bahwa Bitcoin masih memiliki potensi untuk melanjutkan reli ke angka 40.000 dolar AS (Rp617,7 juta), apabila mampu breakout resistance pada level 37.950 dolar AS (Rp586 juta).
"Namun, jika gagal breakout resistance tersebut, Bitcoin berpotensi turun kembali ke level support di 36.000 dolar AS (Rp555,9 juta)," jelas Panji dalam pernyataan yang diterima VOI.
BACA JUGA:
Sementara Ethereum, Panji memperkirakan bahwa ETH masih berpotensi akan menguat menuju resistance 2.130 dolar AS (Rp32,9 juta), apabila mampu bertahan di harga psikologis supportnya di 2.000 dolar AS (Rp30,88 juta).
Secara keseluruhan, Panji mengatakan bahwa selama satu pekan terakhir pasar Aset Kripto mencerminkan suasana optimisme yang berhati-hati, didorong aksi Fidelity dan BlackRock mengambil peran penting dengan mengajukan ETF Ethereum ke Securities and Exchange Commission (SEC).
Panji mengungkapkan, pertemuan Federal Reserve pada hari Selasa ini harus diperhatikan. Karena ada kemungkinan volatilitas pasar jangka pendek pada siang hari, “namun diperkirakan tidak ada dampak besar.”