Bagikan:

JAKARTA - Setelah sempat berada di bawah 60.000 dolar AS (Rp970 juta), Bitcoin mencatat kenaikan harga lebih dari 13 persen dalam satu pekan terakhir, menyentuh angka 65.000 ribu dolar AS atau setara dengan Rp1,05 miliar. 

Merespon hal ini, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan situasi tersebut mengindikasikan potensi dimulainya reli baru di pasar yang kemungkinan dapat menjadi awal dari reli utama pada fase bullish yang terjadi saat ini.

Selain itu, Fahmi juga menyebutkan bahwa kenaikan tersebut menandai keberhasilan Bitcoin untuk melakukan recovery pasca koreksi yang terjadi sejak awal Juni lalu. 

Namun, dia menambahkan, pasar mungkin akan memerlukan katalis baru yang cukup kuat untuk reli tersebut dapat terjadi. Sebab meskipun tekanan jual telah mereda, belum terdapat kenaikan jumlah pemilik Bitcoin dalam jumlah besar (whale) yang signifikan. 

“Ini terlihat pada data lookintobitcoin.com, di mana jumlah wallet dengan saldo di atas 1.000 Bitcoin pada saat ini masih lebih rendah sekitar 96 wallet dibandingkan dengan angka pada 27 Februari lalu, ketika harga Bitcoin di 57.000 dolar AS (Rp922 juta),” jelasnya. 

Dengan demikian, fakta ini mengindikasikan para whales yang telah melakukan aksi profit taking, mungkin belum kembali mengalokasikan aset mereka di Bitcoin. 

“Sehingga membuat pertahanan harga Bitcoin di pasar saat ini didukung oleh lebih sedikit whales, yang mungkin dapat menghambat reli yang terjadi apabila terdapat aksi profit taking yang signifikan akibat kenaikan harga yang terjadi,” sambung Fahmi. 

Menurutnya, pemahaman para pelaku pasar terhadap situasi yang ada saat ini, termasuk di dalamnya pemahaman terkait situasi whales dan suku bunga tinggi The Fed, dapat menciptakan perilaku investasi yang cenderung lebih berhati-hati. 

“Hal itu salah satunya turut tercermin pada momentum ketika wallet pemerintah Jerman terlihat melakukan upaya penjualan Bitcoin dalam jumlah besar minggu lalu. Meskipun terdapat katalis positif dari perkembangan inflasi AS, Bitcoin baru mengalami kenaikan setelah saldo Bitcoin di wallet pemerintah Jerman tersebut habis,” lanjutnya.