Bagikan:

JAKARTA - JPMorgan Chase & Co merupakan salah satu bank investasi terbesar di dunia, dengan total aset mencapai US$3,213 triliun pada tahun 2020. Bank ini didirikan oleh John Pierpont Morgan, seorang bankir dan industrialis yang terkenal karena menyelamatkan krisis keuangan AS pada tahun 1907.

Setelah meluncurkan JPM Coin beberapa waktu lalu, JPMorgan Chase, sebagai bank terbesar di Amerika Serikat, memiliki ambisi besar untuk token digitalnya. Umar Farooq, Global Head of Financial Institution Payments bank tersebut, mengatakan bahwa JPM Coin diharapkan dapat menangani transaksi harian hingga $10 miliar (Rp Rp155 Triliun) dalam waktu dekat.

Farooq menyampaikan prediksinya dalam wawancara di Singapore FinTech Festival pada hari Rabu, 15 November. Ia mengatakan bahwa JPM Coin saat ini sudah memproses sekitar $1 miliar (Rp15,5 triliun) per hari, dan ia berharap angka tersebut akan meningkat lima hingga sepuluh kali lipat dalam satu atau dua tahun ke depan.

"Kami yakin ini [JPM Coin] akan segera lepas landas," ujarnya.

JPM Coin adalah token digital yang ditopang oleh blockchain pribadi JPMorgan. Token ini digunakan untuk memfasilitasi pembayaran dalam mata uang dolar dan euro untuk klien grosir, seperti bank, perusahaan, dan lembaga keuangan lainnya.

JPM Coin merupakan salah satu inovasi blockchain yang berhasil diimplementasikan oleh bank besar. Namun, token ini masih jauh dari rencana yang diharapkan yaitu mencapai volume transaksi harian JPMorgan yang mencapai $10 triliun.

Teknologi blockchain dianggap sebagai solusi yang dapat meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan biaya pembayaran. Namun, tantangan utama adalah bagaimana menguji dan menyesuaikan buku besar digital dengan skala dan keamanan yang dibutuhkan oleh jaringan pembayaran tradisional.

JPMorgan tidak berhenti di JPM Coin. Bank ini juga mengembangkan sistem pembayaran berbasis blockchain yang disebut Onyx, yang menawarkan fitur pembayaran yang dapat diprogram untuk token digitalnya. Fitur ini memungkinkan klien untuk mengotomatisasi pembayaran, dengan menetapkan kondisi tertentu untuk memicu pergerakan dana, seperti pembayaran yang terlambat dan margin call.

Salah satu klien JPMorgan yang sudah memanfaatkan fitur ini adalah Siemens, perusahaan asal Jerman. Naveen Mallela, kepala global sistem koin di Onyx, mengatakan bahwa Siemens menggunakan JPM Coin minggu ini untuk mengatur akunnya untuk transfer, menghindari potensi masalah pendanaan.