SETI Upayakan Pencarian Alien dengan Dana Hibah Sebesar Rp3,1 Triliun
SETI akan terus mencari peradaban alien dengan dana hibah dari Franklin Antonnio (foto: dok. SETI)

Bagikan:

JAKARTA – Institut Pencari Kecerdasan Luar Bumi (SETI) mendapatkan dana hibah sebesar 200 juta dolar AS (Rp3,1 triliun) dari pengusaha teknologi dan salah satu pendiri Qualcomm, Franklin Antonnio.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia pada 13 Mei tahun lalu, Franklin sempat bekerja selama 12 tahun bersama SETI. Meski sudah tidak bergabung ke dalam proyek SETI, Franklin tetap dianggap berkontribusi melalui dana hibah yang diberikan.

Dana ini akan sangat berguna bagi SETI. Selama ini, upaya pencarian kehidupan alien tidak mudah dan SETI membutuhkan banyak alat canggih dengan dana yang tidak sedikit.

Pemberian dana hibah ini pun sangat menguntungkan SETI. Direktur Pusat Penelitian Carl Sagan Nathalie Cabrol  mengatakan bahwa dana hibah ini akan memberikan dampak yang besar pada semua bidang penelitian di SETI.

“Ini akan memberi tim kami kebebasan untuk mengejar prioritas sains mereka sendiri dan untuk mengkaji dampak teknologi, filosofis, serta sosial dari penelitian mereka (para peneliti) terhadap kehidupan kita sehari-hari di Bumi,” kata Nathalie, dikutip VOI dari Space.

SETI telah didirikan sejak tahun 1984 untuk mencari kehidupan dan teknologi alien di tata surya. Organisasi ini mempekerjakan lebih dari 100 ilmuwan dalam ratusan program yang terpisah.

Meski telah berdiri selama beberapa dekade, SETI belum menemukan tanda-tanda peradaban alien. Namun, SETI tidak berhenti mencari peradaban ini mengingat manusia baru menjelajahi sebagian kecil dari kosmos.

Saat ini, SETI menargetkan penemuan alien pada tahun 2036. Mereka optimis dengan program kali ini karena komputer yang mereka gunakan disebut lebih canggih dari sebelumnya hingga mampu mendengarkan sinyal asing di luar angkasa.