Bagikan:

JAKARTA – Spekulasi terkait adanya kehidupan cerdas selain manusia di alam semesta tampaknya membuat para ilmuwan terganggu. Upaya untuk membuktikan bahwa manusia tidak hidup sendirian di alam semesta ini, mendorong para ilmuwan untuk meningkatkan pencarian tanda-tanda kehidupan di planet lain.

Kelompok organisasi Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI) melalui SETI Institute bekerja sama dengan National Radio Astronomy Observatory (NRAO) dalam inisiatif yang dinamai Commensal Open-Source Multimode Interferometer Cluster Search for Extra-terrestrial Intelligence (COSMIC SETI), untuk meningkatkan penyisiran alien dalam 24 jam 7 hari, seperti dilansir dari Sputnik News.

Sebagai informasi tambahan, SETI adalah nama dari sekelompok terorganisir untuk mendeteksi kehidupan ekstraterestrial. Sejumlah usaha yang tergabung dalam “SETI” diorganisir dan didanai oleh pemerintah Amerika Serikat. Pendekatan umum yang dilakukan oleh proyek SETI adalah dengan menyurvei angkasa untuk mendeteksi keberadaan komunikasi antar-bintang dari sebuah peradaban.

COSMIC dilengkapi dengan penguat serat optik dan splitter pada semua antena Karl G. Jansky Very Large Array (VLA), memungkinkan COSMIC untuk mendapatkan akses ke aliran data dari seluruh jaringan VLA.

Lebih dari 20 antena radio akan memungkinkan COSMIC untuk mencari tanda-tanda kehidupan cerdas di alam semesta sepanjang waktu, memulai misi untuk memeriksa sekitar 40 juta bintang di Bima Sakti dalam dua tahun, sebagaimana dikatakan lembaga SETI dalam pengumumannya.

“Kami akan dapat memantau jutaan bintang dengan sensitivitas yang cukup tinggi untuk mendeteksi pemancar mirip Arecibo hingga jarak 25 parsec (81 tahun cahaya), mencakup rentang frekuensi pengamatan dari 230 MHz hingga 50 GHz, yang meliputi banyak bagian dari spektrum yang belum dieksplorasi untuk sinyal ETI,” imbuh Cherry Ng, salah satu ilmuwan dalam Proyek COSMIC SETI Institute.

Sistem ini akan dapat beroperasi dengan kekuatan penuh mulai awal 2023, dengan proyek yang saat ini berada di jalur yang paling ambisius. Program observasi SETI dilakukan di belahan bumi bagian utara.

Di sisi lain, fisikawan Stephen Hawking sudah memperingatkan manusia untuk lebih hati-hati dalam mencari kehidupan cerdas di planet lain. Menurutnya, jikapun makhluk cerdas itu ada, belum tentu akan bersikap ramah kepada manusia.