Bagikan:

 

JAKARTA - Jupiter memang bukan tempat yang cocok untuk dihuni manusia, tetapi Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tetap perlu mengamati planet terbesar itu.

NASA telah meluncurkan Juno, wahana antariksa untuk mengamati Jupiter, sejak tahun 2011. Wahana ini terbang dengan jarak dekat untuk memotret beberapa wilayah Jupiter dari atas.

Dari banyaknya potret yang Juno abadikan, ada satu gambar yang cukup membekas untuk diingat. Gambar ini menunjukkan wilayah Jet N7 yang berada di ujung utara Jupiter. Tampilan atas dari wilayah ini cukup mengerikan.

Sebenarnya, gambar yang Juno abadikan pada September lalu adalah formasi dari awan yang berputar-putar. Namun, formasi yang terbagi-bagi ini membuat tampilannya menjadi aneh dan menyerupai wajah.

Mengutip dari Sciencealert, formasi awan ini menembus atmosfer Jupiter dan memisahkan garis-garis planet, sabuk pucat, dan zona cokelat-merah. Menurut para ilmuwan, pola awan yang rumit ini sangat berguna bagi ilmu pengatahuan.

Selain memisahkan antara siang dan malam, awan ini terbentuk karena dukungan cahaya Matahari yang bersinar secara miring. Kemiringan inilah yang membuat bayangan menjadi panjang.

Temuan ini mungkin bisa membantu para ilmuwan dalam memahami badai yang buruk di Jupiter, salah satu alasan mengapa badan antariksa tidak menjelajahi Jupiter sebagai tempat untuk dihuni manusia.

Sejauh ini, bentuk dari gumpalan awan Jupiter selalu bervariatif. Terkadang kita bisa melihatnya seperti binatang atau bahkan wajah manusia. Ini semua terjadi karena ilusi parsial dari pareidolia, keadaan psikologis saat melihat benda mati seperti wajah.