Bagikan:

JAKARTA - Para pembuat kebijakan Uni Eropa belum sepakat pada sejumlah isu terkait peraturan kecerdasan buatan baru menjelang pertemuan penting pada Selasa, 24  Oktober yang membuat kesepakatan tidak mungkin tercapai hingga Desember. Hal ini dikatakan empat orang sumber yang mengenal masalah tersebut.

Rancangan aturan AI harus disepakati oleh Parlemen Eropa dan negara anggota Uni Eropa. Sampai saat ini, mereka telah membahasnya sebanyak tiga kali dalam trilog, yaitu pertemuan antara parlemen dan negara-negara UE untuk merumuskan versi akhir undang-undang.

 Menurut sumber tersebut, pertemuan trilog keempat akan diadakan pada Selasa, sehari setelah para legislator UE dijadwalkan untuk membahas posisi negosiasi mereka seputar model dasar dan sistem AI berisiko tinggi.

Model dasar, seperti ChatGPT OpenAI, adalah sistem AI yang dilatih pada kumpulan data besar, dengan kemampuan untuk belajar dari data baru untuk melakukan berbagai tugas.

Spanyol, yang memegang kepresidenan UE hingga Desember, telah mendorong tercapainya kesepakatan dan telah mengusulkan kompromi dalam upaya untuk mempercepat proses tersebut.

Ini termasuk pendekatan bertingkat untuk mengatur model dasar, yang didefinisikan sebagai mereka yang memiliki lebih dari 45 juta pengguna, menurut draf yang dilihat oleh Reuters.

Spanyol juga menginginkan kewajiban tambahan untuk model dasar yang sangat mampu (VCFM), seperti ChatGPT, termasuk pemeriksaan secara berkala untuk mengungkap kerentanan potensial. Para penentang mengatakan bahwa platform yang lebih kecil juga dapat memiliki risiko yang sama.

Spanyol mengatakan telah berkonsultasi dengan negara-negara UE lainnya mengenai kompromi potensial sebelum trilog keempat. Namun, kesepakatan final tidak mungkin dicapai dalam pertemuan itu, kata sumber-sumber tersebut.

Trilog kelima dijadwalkan akan diselenggarakan pada awal Desember.

Kegagalan mencapai kesepakatan tersebut dapat mendorong negosiasi hingga awal tahun depan. Diskusi kemudian dapat dihalangi lebih lanjut oleh pemilihan parlemen Eropa pada bulan Juni.

Beberapa legislator, termasuk kepala industri UE Thierry Breton dan co-rapporteur untuk Undang-Undang AI, Dragoș Tudorache dan Brando Benifei, telah menyatakan harapan bahwa draf tersebut akan disetujui sebelum akhir tahun.

UE mulai bekerja pada Rancangan Undang-Undang AI pada tahun 2021. Pada Mei tahun ini, parlemen Eropa setuju atas draf peraturan termasuk aturan baru seputar penggunaan pengenalan wajah, pengawasan biometrik, dan aplikasi AI lainnya.

Menurut proposal tersebut, alat AI akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko yang dirasakan, dari rendah hingga tidak dapat diterima. Pemerintah dan perusahaan yang menggunakan alat-alat ini akan memiliki kewajiban yang berbeda, tergantung pada klasifikasinya.