JAKARTA - Legislator Uni Eropa sepakat pada bagian penting dari aturan baru tentang kecerdasan buatan dalam pertemuan pada Selasa malam, 24 Oktober, sehingga mendekati kesepakatan lebih luas tentang AI Act yang bersejarah. Hal ini terungkap menurut lima sumber yang akrab dengan masalah tersebut.
Setelah dua tahun negosiasi, RUU tersebut disetujui oleh Parlemen Eropa pada Mei lalu. Sekarang, aturan draf AI perlu disepakati melalui pertemuan antara parlemen dan negara-negara anggota UE untuk menyusun versi akhir undang-undang dalam proses yang dikenal sebagai trilog.
Pada pertemuan Selasa yang berlangsung hingga tengah malam, para legislator setuju pada sebagian besar bagian dari Artikel 6 dari draf AI Act, salah satu hambatan dalam perundingan, kata sumber-sumber itu, yang menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang disepakati. Mereka menolak diidentifikasi karena pembicaraan tersebut bersifat rahasia.
Menurut sumber itu, Artikel 6 menguraikan jenis sistem kecerdasan buatan yang akan ditetapkan sebagai "risiko tinggi", dan oleh karena itu akan tunduk pada pemeriksaan regulasi yang lebih ketat.
Debat mengenai aplikasi berisiko tinggi baru-baru ini berfokus pada apakah akan membuat pengecualian untuk beberapa model AI berisiko tinggi, seperti yang melakukan tugas "murni tambahan", kata sumber-sumber tersebut.
Sistem AI dapat dianggap sebagai murni tambahan ketika digunakan untuk melakukan tugas yang relatif minor, yang sekunder dibandingkan dengan keputusan manusia, seperti mengatur dokumen atau menerjemahkan teks dari satu bahasa ke bahasa lainnya.
BACA JUGA:
Sebelum pertemuan Selasa, Reuters melaporkan dengan mengutip sumber-sumber bahwa para legislator Eropa belum sepakat pada beberapa masalah, sehingga kesepakatan apa pun tertunda hingga Desember.
Dragos Tudorache dan Brando Benifei, anggota Parlemen Eropa dan co-rapporteurs dari EU AI Act, mengatakan pada Rabu bahwa mereka yakin kesepakatan dapat dicapai pada trilog kelima yang akan diadakan pada awal Desember.
"Kami telah membuat kemajuan yang signifikan," kata Benifei, dikutip VOI dari Reuters. "Jika dewan menunjukkan pendekatan yang konstruktif, kami bisa menyetujuinya (pada tingkat trilog) hingga akhir tahun," katanya.
Kegagalan mencapai kesepakatan bisa mendorong perundingan hingga awal tahun depan, dan meningkatkan risiko bahwa pembicaraan lebih lanjut terganggu oleh pemilihan parlemen Eropa pada bulan Jun