JAKARTA – Radiator Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) segmen Rusia kembali mengalami kebocoran pada 9 Oktober lalu. Kebocoran ini pun dikonfirmasi oleh astronaut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Jasmin Moghbeli.
Mengutip dari Spacenews, kebocoran cairan pendingin ini menjadi insiden ketiga dalam kurang dari setahun. Pengontrol penerbangan milik NASA melihat adanya serpihan dari salah satu radiator Modul Laboratorium Serbaguna (MLM) Nauka pada pukul 1 siang waktu setempat.
Meski Moghbeli mengonfirmasi kabar tersebut secara online, mereka belum mengetahui berapa banyak cairan pendingin yang bocor dan berapa lama kebocoran itu telah terjadi.
NASA telah menghubungi Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos) dan mereka sudah tahu tentang kebocoran itu. Roscosmos menjelaskan bahwa radiator itu awalnya berada di modul Rassvet sejak 2010, tetapi dipindahkan ke Nauka awal tahun ini.
Roscosmos menyatakan bahwa sistem kontrol termal utama di Nauka masih berfungsi dengan baik dan tidak ada bahaya yang dirasakan awak pesawatnya. Meski tidak ada dampak serius, kru stasiun NASA tetap menutup jendela untuk mencegah kontaminasi dari bocornya radiator.
BACA JUGA:
Sebelum kebocoran ini, kendaraan Roscosmos di ISS, yaitu Soyuz-22, sempat mengalami kebocoran pendingin. Karena masalah ini, tiga awak pesawat harus menetap lebih lama di ISS hingga enam bulan.
Selain itu, pesawat Progress MS-21 juga mengalami kebocoran pendingin pada Februari lalu. Kebocoran berulang kali ini diduga karena kecacatan desain atau manufaktur. Namun, Roscosmos membantah dugaan itu.
Roscosmos mengatakan kebocoran pesawat mereka seluruhnya terjadi karena permasalahan eksternal, tepatnya karena puing-puing orbital. NASA pun tak mencurigai pernyataan Roscosmos dan menerima alasannya.