JAKARTA - Mantan eksekutif dari cabang modal ventura Samsung Electronics yang mengusulkan perluasan perangkat lunak pengembang aplikasi seluler Branch Metrics di smartphone Samsung menghadapi hambatan. Pasalnya terdapat tekanan dari Google. Hal ini ia katakan pada Kamis 5 Oktober dalam sidang antimonopoli melawan salah satu unit Alphabet itu.
Patrick Chang, yang bekerja di Samsung Next yang berinvestasi dalam perusahaan-inovatif, telah mendorong perusahaan induknya untuk memperluas penawaran dari Branch, yang dapat menjadi mesin pencari dalam aplikasi, untuk smartphone Android-nya.
Pendiri dan mantan CEO Branch Metrics, Alexander Austin, memberikan kesaksian pada akhir September bahwa perusahaannya menghilangkan beberapa fungsi perangkat lunaknya untuk menghindari keluhan dari Google saat mencoba membuat kesepakatan dengan operator nirkabel dan produsen smartphone. "Branch harus memastikan bahwa pencarian tetap berada dalam aplikasi saja dan tidak pernah terhubung ke web," kata Austin.
Chang bersaksi bahwa Samsung juga menghadapi hambatan dari operator nirkabel, seperti AT&T, yang menjual ponsel Android.
BACA JUGA:
Google dituduh membayar sekitar 10 miliar dolar AS (Rp156,3 triliun) per tahun berdasarkan perjanjian bagi hasil pendapatan kepada produsen ponsel pintar seperti Samsung Electronics, operator nirkabel, dan pihak lain yang telah setuju untuk membuat perangkat lunaknya sebagai default dan mempertahankan monopoli dalam mesin pencarian.
Dalam pemeriksaannya, Departemen Kehakiman menunjukkan email Agustus 2020 oleh eksekutif Samsung, David Eun, yang mengeluh bahwa "Google jelas-jelas membeli "jalannya" untuk mengekang pesaing.
Dalam persidangan simultan oleh pengacara Google, Chang ditanya tentang penjelasan lain mengapa Samsung kehilangan minat pada Branch, yaitu bahwa perangkat lunak tersebut kurang nyaman dan sedikit pengguna yang mengklik tautan yang ditawarkan oleh Branch.
Chang memberikan kesaksian selama minggu keempat dari sidang yang berlangsung lebih dari dua bulan di mana Departemen Kehakiman AS berupaya menunjukkan bahwa Google menyalahgunakan monopoli dalam mesin pencarian dan periklanan pencarian. Sementara dilaporkan oleh Reuters, Google telah mengatakan bahwa praktik bisnisnya sah.