Kebangkrutan FTX Tidak Lunturkan Optimisme Komunitas Kripto Terhadap <i>Cryptocurrency</i>
Kebangkrutan FTX rugikan investor kripto. (Foto; Dok. Newsmax)

Bagikan:

JAKARTA - Meskipun menghadapi tantangan besar setelah keruntuhan bursa FTX, pengguna mata uang kripto tetap  optimistis terhadap masa depan industri ini.

Dalam sebuah film dokumenter teranyar "The Collapse of FTX: Insiders Tell All" yang tayang perdana hari ini di CNBC.com, mengeksplorasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kebangkitan FTX, penyebab keruntuhan perusahaan, dan dampak kebangkrutan tersebut terhadap pelanggan dan investor FTX.

Film yang ditayangkan baru-baru ini menampilkan cerita inspiratif mereka dan mengapa mereka masih memiliki keyakinan kuat terhadap mata uang kripto, bahkan setelah mengalami kerugian yang signifikan.

Evan Luthra, seorang pengembang aplikasi, pengusaha, dan angel investor. Dia mengaku kehilangan 2 juta dolar AS (Rp31,1 miliar) dalam keruntuhan FTX. Meski  menyadari uangnya mungkin tidak akan bisa diakses dalam waktu lama akibat kebangkrutan FTX, Luthra tetap memandang bullish mata uang kripto. Dia meyakini alasan utama untuk menggunakan dan berinvestasi dalam Bitcoin tetap relevan, bahkan ketika harga Bitcoin jatuh dari harga tertinggi sepanjang masanya.

Pengguna FTX lainnya, seperti Jake Thacker dari Portland, Oregon, juga bercerita tentang kerugian besar yang dialaminya. Meskipun dia menghadapi kesulitan finansial yang cukup serius, dia tetap mendorong orang untuk berinvestasi dalam kripto sembari memberikan peringatan berdasarkan kerugian yang dialaminya.

Kemudian ada Sunil Kavuri, sosok yang memiliki latar belakang di bidang keuangan tradisional, awalnya melihat FTX sebagai tempat aman untuk menyimpan aset digitalnya karena dukungan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Sequoia dan Paradigma. Meskipun dia tidak membeli mata uang kripto sejak kebangkrutan FTX, ia tetap percaya pada potensi pasar mata uang kripto dan aktif memperjuangkan hak-hak pengguna FTX yang terkena dampak.

Kendati para pengguna FTX masih optimistis tentang masa depan kripto, perjuangan mereka untuk mendapatkan ganti rugi dari perusahaan milik Sam Bankman-Fried itu masih berlanjut. Sebelumnya, pengacara FTX mengumumkan pemulihan sekitar 7,3 miliar dolar AS (Rp113 triliun) dalam bentuk uang tunai dan aset kripto dicairkan pada sidang kebangkrutan pada April 2022, namun hingga saat ini tidak ada pelanggan yang melaporkan menerima ganti rugi atas dana mereka yang hilang.

Sam Bankman-Fried, mantan CEO FTX yang sedang menghadapi tuntutan pidana, telah menyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut. Pemilihan hakim akan dimulai, dan hasilnya bisa memiliki dampak besar pada nasib pelanggan FTX dan industri kripto secara keseluruhan.

Penganut mata uang kripto terus maju meskipun menghadapi tantangan industri ini. Tokoh-tokoh seperti Brett Harrison, mantan Presiden bisnis FTX di Amerika Serikat, dan Anthony Scaramucci, pendiri SkyBridge Capital, masih memegang keyakinan kuat terhadap potensi kripto. Ini menunjukkan bahwa semangat inovasi di dunia kripto tetap hidup dan berkembang.