Bagikan:

JAKARTA - X Corp, perusahaan milik Elon mUSK, tengah menghadapi klaim hukum terkait pembayaran sewa yang belum dibayarkan. Mereka telah menggugat sebuah perusahaan layanan keuangan untuk mendapatkan lebih dari 713.500 dolar AS (Rp11 miliar) yang diduga belum dibayarkan sebagai biaya sewa dan biaya lainnya yang berasal dari perjanjian subsewa untuk ruang kantor di San Francisco.

X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menggugat Atlas Exploration di Pengadilan Superior San Francisco pada Kamis 28 September dalam gugatan yang menuduh adanya pelanggaran kontrak.

Atlas, yang sebelumnya dikenal sebagai Point Up Inc, memasarkan dirinya sebagai "kartu kredit dengan undangan" yang memberikan anggotanya akses ke tempat makan dan perjalanan eksklusif.

Atlas dan X memasuki perjanjian subsewa untuk ruang di 650 California Street di distrik keuangan San Francisco pada bulan April 2021, seperti terungkap dalam gugatan tersebut. Gugatan ini mengatakan bahwa Atlas mencoba untuk mengakhiri subsewa tersebut lebih awal tahun lalu.

X mengatakan bahwa Atlas berutang lebih dari 340.263 dolar AS (Rp5,2 miliar) untuk sewa dari September hingga November tahun lalu. X juga menuduh Atlas tidak membayar biaya pengakhiran awal yang telah disepakati.

Seorang pengacara yang telah mewakili Atlas dalam perselisihan ini, Kevin Hill, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari media pada Jumat, 29 September.

Hill mengatakan dalam surat kepada X pada bulan April bahwa perusahaan ini tidak adil karena menuntut pembayaran sewa untuk bulan-bulan tertentu tahun lalu setelah Atlas telah membayar biaya tempat kantor barunya.

X telah menghadapi berbagai tindakan hukum terkait pembayaran sewa yang belum dibayarkan dan faktur lainnya setelah pembelian Twitter oleh Musk pada Oktober tahun lalu.

Dalam satu kasus, pemilik kantor utama X di 1355 Market Street di San Francisco menggugat X lebih dari 3,1 juta dolar AS (Rp48 miliar) yang belum dibayarkan sebagai sewa. X tengah memperdebatkan klaim ini di pengadilan.

Crown Estate Britania, yang mengelola portofolio properti yang dimiliki oleh monarki, pada bulan Januari mengajukan klaim terhadap X terkait pembayaran sewa yang belum dibayarkan di kantor pusatnya di London.

Secara terpisah, X menghadapi berbagai gugatan karyawan yang menantang pemutusan hubungan kerja, pembayaran pemutusan hubungan kerja, dan manfaat lainnya.

Seorang pengacara untuk X, Jonathan Hawk, tidak segera menanggapi pesan yang mencari komentar. Seorang perwakilan dari X tidak memiliki komentar segera, seperti dilaporkan Reuters.