Bagikan:

JAKARTA – Proyek kripto kontroversial Pi Network terus berupaya memperluas inklusivitas mata uang digitalnya dengan model penambangan koin langsung dari ponsel tanpa konsumsi energi besar sebagaimana mekanisme mining kripto lain. Namun, perjalanan proyek ini masih menuai skeptisisme. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebagaimana diketahui bahwa jaringan utama (mainnet) dan token Pi belum resmi diluncurkan meski sudah berjalan lebih dari lima tahun.

Pi Network mengumumkan peluncuran Open Network akan dilakukan setelah 15 juta pengguna berhasil menyelesaikan prosedur Know-Your-Customer (KYC). Hingga kini, sebanyak 14 juta pengguna telah lolos verifikasi, dan hanya tersisa 1 juta lagi untuk mencapai target. Awalnya, tenggat waktu penyelesaian KYC ditetapkan pada akhir September 2024, tetapi kemudian diperpanjang hingga 30 November 2024 dalam masa yang disebut "Grace Period."

Dampaknya, pengguna berbondong-bondong mengajukan permintaan proses KYC. Meningkatnya pengajuan KYC memaksa tim pengembang untuk merekrut para pioneer untuk bergabung sebagai validator. Validator yang berkontribusi akurat akan diberi imbalan berupa token Pi.

Selain itu, Pi Network merilis pembaruan teknologi melalui Pi Node Version 0.5.0. Versi ini mempersiapkan sistem untuk bertransisi ke blockchain Mainnet dengan menguji perpindahan dari Testnet ke Mainnet. Testnet lama akan tetap aktif untuk sementara waktu, terutama untuk pengembang aplikasi Pi dan komunitas pengguna awal (Pioneer).

Meskipun pengembang optimistis dengan kemajuan ini, skeptisisme dari komunitas tetap kuat. Sebagian pihak mempertanyakan komitmen Pi Network untuk meluncurkan jaringan utama. Kritik tajam menyebut bahwa proyek ini bisa saja gagal memenuhi janji-janjinya. Kendati begitu, target KYC pengguna Pi Network sebanyak 15 juta pioneer berpotensi tercapai untuk kemudian melanjutkan fase peluncuran Mainnet.