JAKARTA - Analisis kawah bulan terbaru membuat para peneliti perlu mempertimbangkan lagi rencana pemanfaatan cadangan air dari bulan. Pasalnya, permukaan bulan masih terlalu muda untuk retensi jangka panjang reservoir kuno es air.
Dikutip dari Sciencealert, sebagian besar kawah yang mengandung kantong bayangan permanen berusia kurang dari 2,2 miliar tahun. Angka ini membuat prediksi perkiraan air es di bulan berubah.
“Temuan ini mengubah prediksi tentang harapan kita untuk menemukan air es di bulan dan itu secara dramatis mengubah perkiraan berapa banyak air es yang ada di bulan. Penampungan air es kuno tidak lagi diharapkan,” kata Fisikawan Norbert Schörghofer dari Institut Ilmu Planet di Amerika Serikat (AS).
Manusia sendiri sudah mengetahui adanya air di bulan. Hanya saja, pertanyaan besar timbul mengenai jumlah air di sana dan di mana air itu bersembunyi. Maka dari itu, peneliti terus memeriksa daerah yang tertutupi bayang-bayang permanen (PSR) seperti kawah dalam.
Ketika kawah ini terperangkap PSR, maka air diyakini menumpuk selama miliaran tahun. Dengan suhu yang tidak lebih dari -163 derajat celcius, bagian bawah kawah diharapkan memiliki lapisan es dengan ketebalan beberapa meter. Sayangnya, temuan ini menunjukkan bahwa PSR belum terlindungi dari matahari dengan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA:
Harapan ditemukannya air ini berawal dari keyakinan para ilmuwan mengenai tata surya yang dibombardir komet dan asteroid 3,8 miliar tahun yang lalu. Merkurius, Venus, Bumi, Bulan, dan Mars terhempas dalam kejadian ini.
Aktivitas vulkanisme yang masih panas pun akan membuat air terlepas dari bagian dalam bulan. Jika PSR berada di sekitar saat itu, mereka bisa saja menangkap air-air itu. Namun, hasil penelitian menunjukkan umur PSR di bulan masih terbilang muda.
“Usia rata-rata PSR paling lama adalah 1,8 miliar tahun. Tidak ada reservoir air es kuno di Bulan,” ujar Schörghofer.