Bagikan:

JAKARTA - Sama seperti bulan, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga tengah mencari es di Mars. Pencarian ini didukung dengan Pemetaan Es Air Bawah Permukaan (SWIM).

SWIM merupakan proyek pemetaan yang telah dilakukan NASA sejak tahun 2017. Proyek ini dikerjakan untuk mencari lokasi yang tepat dalam penemuan es menggunakan kumpulan data dari berbagai penelitian Mars.

Sebelumnya peta ini dikembangkan dengan pengandalan citra, radar, pemetaan termal, dan spektrometer resolusi rendah yang digabungkan dengan data. Namun, hasil yang didapatkan tidak maksimal.

Peta tidak bisa menunjukkan secara langsung es yang terkubur dan tidak bisa memastikan keberadaan serta kuantitasnya. Maka dari itu, NASA meningkatkan proyek SWIM dengan dua kamera beresolusi tinggi di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO).

Data dari kamer MRO ini digunakan dan digabungkan dengan Eksperimen Sains Pencitraan Resolusi Tinggi (HiRISE). Penggabungan ini sengaja dilakukan untuk memberikan hasil yang lebih detail mengenai garis batas es dengan ekuator.

Penggunaan HiRISE rupanya membawa hasil yang baik. Setelah digunakan secara rutin untuk mempelajari kawah baru dari tumbukan meteoroid selebar 150 meter, kumpulan es terungkap bersembunyi di bawah permukaan.

Selain memudahkan pemetaan di lokasi dengan kawah terbuka, HiRISE juga menghadirkan medan poligon di pemetaan yang baru. Medan poligon adalah kontraksi es di bawah permukaan yang menyebabkan tanah berbentuk retakan poligonal.

Poligon di sekitar kawah tumbukan menjadi indikasi adanya tumpukan es yang bersembunyi di bawah permukaan kawah dengan jumlah yang tidak seragam. Es ini bisa lebih banyak atau bahkan lebih sedikit.

Para peneliti mengatakan bahwa es di berbagai lokasi pada garis lintang tengah Mars tidak seragam. Tidak diketahui mengapa jumlah es ini berbeda di setiap lokasi, tetapi mereka sedang menyelidikinya dengan peta SWIM.