JAKARTA - Dahulu Mars diketahui dapat ditinggali manusia karena diperkirakan terdapat air sebagai penyokong hidup. Namun, sesuatu hal membuatnya berubah pada 3,3 miliar tahun yang lalu, yang membuat Mars kehilangan atmosfernya. Atmosfer yang Mars miliki kini sangat tipis dan membuat air lebih mudah menguap. Jika air berada di permukaan maka akan lebih cepat menguap.
Namun sebuah studi yang dipublikasikan minggu ini pada sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Geophysical Research Letters menunjukkan bahwa terdapat peta air es. Aliran air es tersebut berada satu inci di bawah permukaan planet Mars.
"Anda tidak memerlukan mesin keruk untuk menggalinya, cukup gunakan sekop. Kami melanjutkan mengumpulkan data es yang tertimbun pada Mars. Kami fokuskan pada tempat-tempat terbaik untuk astronaut mendarat," ungkap Sylvain Piqueux, penulis jurnal yang berjudul 'Widespread Shallow Water Ice on Mars at High and Mid Latitudes'.
Penemuan ini menunjukkan bahwa di Mars terdapat air, meskipun air tersebut sedikit membeku. Para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan oleh Mars Reconnaissance Orbiter dan Mars Odyssey. Mereka dapat mendeteksi panas dan data gabungan dari kedua alat yang mereka miliki memungkinkan para ilmuwan untuk membuat peta di mana air terperangkap di bawah permukaan tanah.
BACA JUGA:
Berdasarkan penelitian, peta air es tersebut berada di bawah permukaan wilayah belahan utara planet Mars yang disebut Arcadia Planitia. Para peneliti juga ingin mempelajari lebih lanjut tentang air es di bawah permukaan tanah tersebut akan ada pada semua musim di Mars.
"Semakin kami terus mencari es di permukaan, semakin banyak yang kita temukan. Mengamati Mars dengan beberapa pesawat ruang angkasa selama bertahun-tahun terus memberi kami cara baru untuk menemukan es ini," kata Wakil Peneliti Proyek Penelitian Mars Leslie Tamppari.