JAKARTA - Bukti penelitian terbaru menunjukkan adanya air cair di bawah Planet Mars. Temuan ini menjadi terobosan besar dalam pencarian kehidupan asing di planet tersebut.
Para peneliti menjelaskan penemuan itu merupakan bukti pertama kalinya terdapat air di bawah permukaan Mars, tetapi tidak selalu berarti bahwa kehidupan ada di Planet Merah ini.
Kemungkinan, bukti itu bisa menunjukkan Mars adalah planet layak huni jika suatu saat nanti NASA akan membawa awaknya ke sana.
Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan laser pada pesawat ruang angkasa untuk mengidentifikasi perubahan kecil di ketinggian lapisan es di Mars.
Mereka kemudian membandingkan pola-pola itu dengan model komputer yang memprediksi bagaimana badan air di bawah lapisan es akan mengubah permukaan, dan menemukan mereka cocok.
Selain itu, peneliti juga menggunakan radar untuk menemukan data yang menunjukkan mungkin ada air di bawah es. Tetapi temuan tersebut dikritik oleh beberapa orang, dan menyarankan data radar dapat dijelaskan dengan cara lain.
Sekarang temuan baru ini adalah bukti terpisah Mars sebenarnya memiliki air cair di bawah Kutub Selatannya. Seperti Bumi, Mars memiliki lapisan es air yang tebal di kedua kutub, kira-kira setara dalam volume gabungan dengan Lapisan Es Greenland.
Lapisan es di Bumi dilatarbelakangi oleh saluran berisi air dan bahkan danau subglasial yang besar, namun, yang ada di Mars sampai saat ini dianggap beku padat karena iklim Mars yang dingin.
“Penelitian ini memberikan indikasi terbaik bahwa ada air cair di Mars saat ini karena itu berarti bahwa dua dari bukti kunci yang akan kita cari saat mencari karena danau subglasial di Bumi kini telah ditemukan di Mars," ujar penulis kedua studi dari University of Sheffield, Dr Frances Butcher yang dikutip dari The Independent, Jumat, 30 September.
“Air cair adalah unsur penting bagi kehidupan, meskipun tidak berarti bahwa kehidupan ada di Mars," imbuhnya.
BACA JUGA:
Dr Butcher menjelaskan, agar menjadi cair pada suhu dingin seperti itu, air di bawah Kutub Selatan Mars mungkin harus benar-benar asin, yang akan menyulitkan kehidupan mikroba untuk menghuninya.
"Itu memberi harapan bahwa ada lingkungan yang lebih layak huni di masa lalu ketika iklimnya kurang bersahabat,” kata Dr Butcher.
Sebelumnya pada 2018, para peneliti menggunakan radar Mars Express dari Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk melihat melalui lapisan es Mars.
Ditemukan adanya area di bawah es memantulkan sinyal radar dengan kuat, para peneliti pada saat itu menyatakan temuan ini adalah bukti air cair.
Tetapi serangkaian penelitian muncul setelah itu menunjukkan bahwa bahan lain bisa sama reflektifnya, dan air cenderung menjadi penyebab refleksi karena akan membutuhkan sumber panas lain untuk tetap cair.
Dengan demikian, banyak ilmuwan percaya bukti lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan itu benar-benar air di Planet Mars.
Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Cambridge dan melibatkan para ilmuwan dari Universitas Sheffield dan Universitas Terbuka itu diterbitkan di Nature Astronomy hari ini dalam judul, "Dampak topografi permukaan air subglasial di bawah lapisan es kutub selatan Mars".