Pertama Kalinya Suara Batuan Luar Angkasa Hantam Planet Mars Terekam Jelas
Robot pendarat NASA, InSight baru saja mendengar dan mendeteksi getaran empat batu ruang angkasa saat mereka menabrak Planet Mars . (foto: dok. NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Robot pendarat NASA, InSight baru saja mendengar dan mendeteksi getaran empat batu ruang angkasa saat mereka menabrak Planet Mars selama dua tahun terakhir.

Peristiwa ini merupakan kali pertama sebuah misi menangkap gelombang seismik dan akustik dari dampak tabrakan di Mars, dan mendeteksi dampak pertama InSight sejak mendarat di Planet Merah itu pada 2018.

Sebuah makalah baru yang diterbitkan belum lama ini di jurnal Nature Geoscience merinci dampak yang berkisar antara 53 dan 180 mil (85 dan 290 kilometer) dari lokasi InSight, wilayah Mars yang disebut Elysium Planitia, dataran halus yang berada tepat di utara khatulistiwa.

Memasuki atmosfer Mars pada 5 September 2021, meteoroid itu meledak menjadi tiga pecahan yang masing-masing meninggalkan kawah.

Kemudian Mars Reconnaissance Orbiter NASA, yakni sebuah satelit yang ditempatkan di orbit Mars untuk mempelajari Planet Merah pada 2006 itu terbang di atas lokasi yang diperkirakan terkena dampak untuk mengonfirmasi lokasi. Pengorbit menggunakan Kamera Konteks hitam-putih untuk mengungkapkan tiga titik gelap di permukaan.

Setelah menemukan titik-titik ini, tim pengorbit menggunakan kamera High-Resolution Imaging Science Experiment, atau HiRISE untuk mendapatkan warna kawah dari dekat.

“Dampak meteoroid membentuk permukaan planet dan menaburkan atmosfernya dengan volatil eksogen. Gelombang mekanis yang dihasilkan oleh tumbukan digunakan untuk menyimpulkan struktur atmosfer dan interior planet dan untuk menyelidiki proses tumbukan planet saat ini,” ujar para peneliti.

Lebih lanjut yang dikutip dari laman resmi NASA, Selasa, 20 September, para peneliti juga menemukan tiga dampak lain yang terjadi pada 27 Mei 2020, 18 Februari 2021 dan 31 Agustus 2021.

Para peneliti bingung mengapa mereka tidak mendeteksi lebih banyak dampak meteoroid di Mars. Sebab, Planet Merah tepat berada di sebelah sabuk asteroid utama Tata Surya, ia menyediakan banyak batuan luar angkasa yang bisa melukai permukaan planet.

Karena atmosfer Mars hanya 1 persen setebal Bumi, lebih banyak meteoroid melewatinya tanpa hancur. Seismometer InSight telah mendeteksi lebih dari 1.300 gempa di Mars.

Disediakan oleh badan antariksa Prancis, Center National d'Études Spatiales, instrumen itu sangat sensitif sehingga dapat mendeteksi gelombang seismik dari jarak ribuan mil. Namun pada 5 September 2021, peristiwa tersebut menandai pertama kalinya sebuah dampak dikonfirmasi sebagai penyebab gelombang itu.

Dampak meteoroid menciptakan gempa dengan kekuatan 2,0 atau kurang. Sejauh ini, gempa terbesar yang terdeteksi InSight adalah gempa berkekuatan 5 di bulan Mei lalu.

Data seismik menawarkan berbagai petunjuk yang akan membantu para peneliti lebih memahami Planet Merah. Sebagian besar gempa mars disebabkan oleh retakan batuan bawah permukaan akibat panas dan tekanan.

Dengan mempelajari bagaimana gelombang seismik yang dihasilkan berubah saat bergerak melalui bahan yang berbeda, memberi para peneliti cara untuk mempelajari kerak, mantel, dan inti Mars.

Suara benturan batuan itu bisa didengarkan di link ini.