JAKARTA - Robot penjelajah milik NASA, Perseverance memiliki tujuan untuk menguak masa lalu dengan menjelajahi permukaan dan mengumpulkan sampel batuan serta tanah dari Planet Mars.
Sampel batuan dan tanah itu nantinya akan dikirimkan ke Bumi guna penelitian lebih lanjut. Namun, di sini bukan Perseverance yang akan membawa semua sampel tersebut, melainkan roket kecil yang dijuluki Mars Ascent Vehicle dan menunggangi Sample Retrieval Lander.
Roket kecil tersebut sedang dikembangkan oleh European Space Agency (ESA) pada Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall di Alabama. Misi mengirimkan sampel batuan Mars ke Bumi bertujuan untuk menguji dan menentukan apakah kehidupan dalam bentuk mikroba mungkin pernah ada di Mars di masa lalu.
Mengutip laman resmi NASA, Rabu, 15 Desember, mempersiapkan sampel untuk dikemas ke dalam roket di permukaan Mars adalah upaya yang rumit. Persiapan sampel memerlukan penyegelan kapsul sampel dalam wadah bersih untuk menjebak bahan Mars di dalamnya. Selanjutnya, segel wadah bersih akan disterilkan, dan kemudian akan ditempatkan ke dalam kapsul entri Bumi.
Lebih lanjut, pesawat luar angkasa Sample Retrieval Lander merupakan salah satu aspek paling penting dari misi ini. Jika Lander gagal dalam tugasnya, bagian lain dari misi kemungkinan akan gagal juga.
BACA JUGA:
Lander harus didesain cukup besar dengan berat 5291 pound untuk membawa dan meluncurkan Mars Ascent Vehicle. Itu hampir dua kali lebih berat dari Perseverance, yang menggunakan paket jet bertenaga roket untuk turun ke permukaan Mars melalui kabel.
Namun, Sample Retrieval Lander akan menjadi pesawat ruang angkasa terbesar dan terberat dari jenisnya yang pernah pergi ke Mars, dan Mars Ascent Vehicle yang diluncurkan darinya akan menjadi roket pertama yang pernah ditembakkan dari planet lain.
Mars Ascent Vehicle memiliki panjang sembilan kaki dan memiliki dua tahap yang akan ditempatkan di dek Lander. Untuk mencegah masalah apa pun dengan tergelincir atau miringnya Lander dari knalpot roket, para insinyur mengembangkan sistem yang akan melemparkan roket ke udara dengan kecepatan 16 kaki per detik tepat sebelum mesin menyala.
Sejauh ini, NASA telah melakukan 23 tes pada roket yang mengubah massa dan pusat gravitasinya, dengan lebih banyak pengujian yang akan dilakukan tahun depan.
"Langkah terakhir dari perjalanan ini sangat penting. Ada semua jenis kondisi pendaratan yang harus Anda perhitungkan, seperti bebatuan, atau pasir yang sangat lembut, atau masuk dari suatu sudut. Inilah mengapa kita harus melakukan semua pengujian ini," tutur insinyur uji Sample Retrieval Lander, Pavlina Karafillis.
Kemitraan NASA dan ESA ini akan menjadi misi pertama untuk mengembalikan sampel dari planet lain, termasuk peluncuran pertama dan kembali dari permukaan planet lain. Sampel yang dikumpulkan oleh Perseverance selama eksplorasi delta sungai kuno dianggap sebagai kesempatan terbaik untuk mengungkap evolusi awal Mars, termasuk potensi kehidupan.