Bagikan:

JAKARTA – Neuralink, perusahaan neuroteknologi, milik Elon Musk baru-baru ini dituding atas penipuan sekuritas mengenai kematian primata dalam penelitian di perusahaannya.

Musk sempat mengakui pada 10 September bahwa ada sejumlah monyet yang mati dalam uji coba perusahaannya. Hal ini ia katakan melalui akun pribadinya di platform X, sebelumnya Twitter. Musk menekankan bahwa tidak ada monyet yang mati karena implan Neuralink.

Dalam pernyataannya, Elon Musk mengatakan bahwa para peneliti telah memilih subjek yang memang sudah hampir mati. Namun, Wired mengungkapkan laporan yang mengejutkan terkait kematian monyet-monyet ini.

Dokumen publik yang diperoleh oleh Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (PCRM) menunjukkan bahwa subjek primata yang dimiliki Neuralink harus di-eutanasia atau suntik mati. Hal ini terjadi karena para subjek menderita berbagai komplikasi seperti diare berdarah, kelumpuhan parsial, dan edema serebral.

Selain itu, ada dokumen yang menunjukkan bahwa seekor monyet jantan disuntik mati pada Maret 2020. Monyet jantan itu disuntik mati setelah implan tengkoraknya terlepas. Catatan autopsi pun menunjukkan bahwa kegagalan implan dapat dianggap murni mekanis dan tidak diperburuk oleh infeksi.

Catatan lainnya yang Wired kutip adalah hasil eksperimen pada Desember 2019. Tercatat dalah salah satu dokumen bahwa seekor monyet harus di-eutanasia setelah sepotong implan otak Neuralink putus saat proses pembedahan dan menyebabkan infeksi.

Monyet lain yang disebut sebagai subjek ke-15 tercatat menekankan kepalanya ke lantai tanpa alasan yang jelas beberapa hari setelah menerima implan. Kondisinya pun dikatakan semakin menurun sejak kejadian itu. Bahkan, subjek itu gemetar setiap kali melihat pekerja laboratorium.

Pada akhirnya, subjek ke-15 ini perlu di-eutanasia karena pendarahan di otak dan implan Neuralink membuat bagian korteks serebralnya rusak. Sementara itu, data lain yang diperoleh Wired adalah pernyataan dari mantan karyawan Neuralink.

Menurut karyawan yang dirahasiakan itu, monyet-monyet yang menjadi subjek bukan dipilih berdasarkan hampir mati, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Karyawan itu berkata, “Kami memelihara monyet-monyet ini sekitar satu tahun sebelum operasi dilakukan.”

Neuralink telah mendapatkan izin dari dewan penilaian independen untuk melakukan perekrutan bagi manusia pertama yang ingin menjadi uji coba implan otak. Uji coba ini tak memakan waktu yang sebentar dan diprediksi berjalan hingga enam tahun.